Kamis, 01 September 2016

Pemicu Tegaknya Tauhid

Allah ta'ala berfirman dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 125 :

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرٰهِۦمَ وَإِسْمٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَالْعٰكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman, dan jadikanlah sebagai maqam Ibrahim tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (125).

Buya HAMKA dalam bukunya Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, halaman 399 memaparkan bahwa : Ayat ini begitu besar pengaruhnya dalam perjuangan Nabi kita menegakkan Tauhid. Ayat ini turun di Madinah setelah Nabi Muhammad diusir kaumnya dari Mekkah kampung halaman dan bumi kelahirannya. Dan ayat ini dijelaskan Tuhan, bahwa nabi Ibrahim bersama putranya Isma'il diperintahkan, pertama; mendirikan kembali rumah Allah itu. Kedua; menjadikannya daerah aman. Ketiga; membersihkannya dari penyembahan kepada yang lain dan bersih pula dari amalan yang karut-marut. Sedang di waktu ayat ini turun, Ka'bah telah kotor karena disana telah ditegakkan 360 berhala, dan sejak beberapa waktu orang-orang musyrik mengerjakan thawaf dengan kotor, ada yang bersorak-sorak, ada yang bertepuk-tepuk tangan, bahkan ada laki-laki dan perempuan yang telanjang.
Untuk membangkitkan dan menimbulkan kembali kesucian Baitullah itu, mula-mula sekali setelah 17 tahun Rasulullah s.a.w. pindah ke Madinah, datanglah perintah Tuhan memutar kembali kiblat dari Baitul-Maqdis ke Ka'bah di Mekkah.
Pada tahun kedelapan Hijriyah negeri Mekkah ditaklukkan, karena orang Quraisy sendiri yang memungkiri perjanjian Hudaibiyah. Di waktu menaklukkan Mekkah ini, secara langsung Beliau s.a.w. perintahkan menghancurkan dan meruntuhkan berhala-berhala itu, dan beliau perintahkan sayidina Bilal mengumandangkan adzan di puncak Ka'bah.
Pada tahun kesembilan beliau perintahkan Abubakar Shiddiq menjadi Amirul-Hajj. Kemudian beliau usulkan dengan memerintahkan Ali bin Abi Thalib membaca surat Bara'ah (at-Taubah), menyampaikan beberapa perintah. Di antaranya ialah bahwa tahun depan tidak boleh lagi ada orang yang thawaf keliling Ka'bah dengan bertelanjang. Konon kabarnya, karena Beliau s.a.w. tidak mau melihat orang telanjang berthawaf itulah maka beliau tidak naik haji tahun itu dan memerintahkan Abubakar memimpin haji. Baru tahun depannya, tahun kesepuluh, Beliau s.a.w. memimpin sendiri naik haji, setelah Ka'bah benar-benar bersih. Dan haji Beliau s.a.w. yang terakhir itulah yang dinamai haji wada' : Haji Selamat Tinggal.
Baca juga : Baitullah adalah Tempat Berkumpul
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981.

Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 34 - 35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar