Kamis, 23 Juni 2016

Syuhada itu Tetap Hidup

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 154, Allah ta'ala berpesan kepada kita dalam firman-Nya :

وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah (bahwa mereka) itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari. (154).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (QS. 2 : 154) sehubungan dengan gugurnya sahabat Nabi ﷺ, yaitu Tamin bin al-Hammam (dalam riwayat lain 'Umair bin al-Hammam) pada peperangan Badr, dan dalam peristiwa itu gugur pula para sahabat lainnya. (HR. Ibnu Mandah).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 154. "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah (bahwa mereka) itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari". Sebuah pengharapan yang langsung diberi Tuhan, jika terbunuh atau mati karena menegakkan jalan Allah, karena yakin bahwa yang ditempuh adalah jalan yang benar. Jangan gelisah, sebab orang yang mati pada jalan Allah itu bukanlah mati, tetapi hidup terus. Cuma kamu tidak merasa.
Bermacam tafsir dari ahli tafsir tentang makna hidunya orang yang terbunuh menegakkan jalan Allah. Kata setengahnya, walaupun badannya telah hancur dalam kubur namun namanya tetap hidup. Namanya akan memberikan ilham atau inspirasi kepada pejuang yang meneruskan citanya. Kata setengah lainnya, badannya yang mati, namun pikiran dan citanya terus hidup.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 48.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 23 - 24.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 42.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar