Jumat, 24 Juni 2016

Generasi Tangguh

Untuk menghasilkan generasi tangguh butuh proses dan perjalanan panjang. Lalu bagaimana proses dan caranya?
Pertama, dengan ilmu pengetahuan. Sumber dari ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Oleh karena itu, wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah adalah perintah untuk membaca. "Bacalah atas nama Tuhanmu (Allah) yang menciptakan." (QS. Al-Alaq : 1). Kemudian apa yang harus dibaca? Jawabannya adalah membaca ayat-ayat Allah yang terdiri dari dua macam. Yaitu Ayat Qauliyah (ayat-ayat yang tertulis di dalam al-Qur'an) dan Ayat Kauniyah (ayat yang berbentuk ciptaan Tuhan seperti matahari, bulan, bintang, tumbuh-tumbuhan, alam semesta dan sebagainya). Semua itu harus dibaca oleh generasi muda agar semakin maju dalam ilmu pengetahuan. Apa pun yang kita lakukan harus dengan ilmu karena tanpa ilmu tidak akan bisa memberi makna pada setiap pekerjaan yang kita lakukan sehingga kita pun tidak bisa memberikan manfaat lebih kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Kedua, kita harus berdzikir dan berdo'a sebagai wujud rasa ta'at dan patuh kita sebagai seorang hamba terhadap Allah ta'ala. Masa muda memang penuh dengan gemerlap dunia di mana kita bisa melakukan pekerjaan apa pun yang kita mau tanpa harus takut akan rasa lelah dan sakit. Supaya setiap aktivitas kita senantiasa mendapatkan berkah dari Sang Pencipta maka kita juga harus mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara berdzikir dan berdo'a.
Kebanyakan orang berpikir bahwa masa muda tidak perlu banyak beribadah karena perjalanan kita di dunia masih panjang dan masih banyak waktu untuk menyiapkan bekal menuju akhirat nanti. Akan tetapi, tidakkah kita ingat bahwa sejatinya kehidupan ini adalah Tuhan yang memiliki? Kapan pun kita bisa diambil untuk kembali ke sisi-Nya. Ketika maut sudah datang maka tidak ada yang mampu menunda atau memajukan waktunya satu menit saja.
Oleh karena itu, masa muda seyogyanya kita isi juga dengan amalan-amalan agama seperti berdzikir, sholat malam, mengaji, tadarus al-Qur'an, bersedekah dan lain sebagainya.
Ketiga, kita harus menerapkan nilai-nilai akhlakul karimah pada kehidupan pemuda. Akhlak yang baik akan mencerminkan harmonisasi kehidupan yang baik pula. Kerukunan dapat terwujud dengan indah apabila para pemuda dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anak yang berada pada generasi dibawahnya. Akhlak yang baik ini juga dapat dikatakan lebih penting dari ilmu pengetahuan. Orang yang cerdas namun tidak memiliki kontrol perilaku yang baik atas apa yang ia lakukan, maka yang ada hanya kehancuran. Coba kita lihat saja, berapa banyak orang pintar di negeri kita yang terjerat kasus korupsi? Ada pula para pemuda cerdas yang justru mendapat adzab dari Allah karena durhaka kepada orang tua mereka. Semua itu tentu perilaku yang sangat tidak baik untuk ditiru.

Semoga Allah ta'ala senantiasa memberikan kita hidayah, khususnya dalam menjadikan insan yang mampu berpikir, berdzikir dan berakhlakul karimah, serta membentuk generasi muda tangguh yang mampu membawa bangsa kita menuju pembangunan yang lebih baik.
---------------------------------
Tulisan Sinna Sa'idah az-Zahra, Buletin An-Ni'mah edisi 174 / X, halaman 1-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar