Kamis, 19 November 2015

Manusia Bertopi

Note Trip, 7 Shafar 1437 H. Perjalanan hari kemarin ke Kampung Batik, melihat koleksi dagangan batik di Sasono Batik "Anggraini", jalan Batik Gedong 435 Rejomulyo Semarang membawa tambahan khazanah ilmu. Dalam perjalanan menggunakan BRT Trans Semarang III-010 bersama PTA Epriliani begitu berbunga, jika tak lupa, rasanya sudah 6 bulan tidak melakukan perjalanan di koridor 3 ini bersamanya. Perjalanan dari shelter transit Elisabeth aku duduk tak jauh dari manusia bertopi, ia terus mengoceh ;
Manusia Bertopi : "Sampeyan tahu nggak ribut-ribut perayaan hari Asysyura tidak ditanggapi presiden (Jokowi)".
Aku : "Enggak ......."
Manusia Bertopi : "Harusnya Presiden memberi perintah kepada Pemerintah Kota atau Pemerintah Daerah untuk memberi fasilitas umat ber-agama merayakan hari besar... bukan malah mempersulit!".
Aku hanya diam.
Manusia Bertopi : "Harusnya mereka yang dilarang merayakan Asysyura bisa melaporkan ke KomNasHam, karena perayaan Umat Ber-agama di lindungi pasal 29 UUD 45"
Aku hanya diam.
Manusia Bertopi : "Mungkin warga Syiah, mesti logowo mema'afkan mereka yang melarang-larang, karena mereka masih muda dan mungkin saja belum banyak belajar sejarah agama, di tindas sudah biasa".
Aku hanya diam.
Manusia Bertopi : "Memperingati Asysyura terbunuhnya Sayidina Husain sudah jadi budaya Sunda, Jawa dan seluruh Nusantara."
Aku : "Nembe mireng kula...." (baca : baru dengar saya)
Barangkali ia menerka aku bagian dari orang yang suka piknik ke kuburan.
Manusia Bertopi : "Saya pernah dengar dari Quraish Shihab bahwa Rasyid Ridha itu muridnya Muhammad Abduh dalam penafsiran Al-Quran, tapi dalam beberapa hal keduanya tidak sependapat".
Aku hanya diam. Sepertinya dia memancingku untuk berpendapat dengan umpan Rasyid Ridha dan Muhammad Abduh.
Manusia Bertopi : "Tidak ada yang salah dalam agama, yang bisa salah adalah manusia menafsirkannya. Ada beberapa ayat yang tidak bisa diartikan secara umum... awam-lah yang meng-umum-umum-kan, seolah olah itu umum. Tidak ada wakil Allah di Indonesia yang memegang surat perintah dari Allah untuk men-SESAT-kan perayaan umat berAgama. Bangsa ini harus belajar bahwa cuma Nabi yang punya fatwa atas KAFIR dan SESAT..., yang lain cuma GR merasa dirinya Nabi"
Aku hanya diam.
Manusia Bertopi : "Gerombolan yang mensyrikkan Pancasila dan men-thoghut-kan Pemerintah menuduh yang pro-Islam Nusantara sebagai Anti NKRI".
Aku hanya diam. Sepertinya ia makin ngacau dalam bicara.

Alhamdulillah shelter transfer  Bubakan yang aku tuju sudah tak jauh lagi, aku segera berdiri mendekati pintu berharap bisa segera meninggalkan iblis yang tengah menyerupai manusia.

Nasehat untuk diriku sendiri.
Jangan lepas untuk senantiasa berdoa :
 رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi”.  (QS. Al-A’raaf (7) : 23).

Sungguh engkau, wahai diriku bisa jadi tengah berhadapan dengan iblis dengan segala tipudayanya agar engkau tidak bersyukur, (QS. al-A'raaf (7) : 16 - 17). Padahal Allah ta'ala perintahkan orang beriman untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya tiap bertemu perbedaan (QS. an-Nisaa' (4) : 59), bukan dengan hukum yang lain. Tak pantas orang mukmin menyelisihi Allah dan Rasul-Nya (QS. al-Ahzaab (33) : 36). Mulailah dawamkan do'a yang diajarkan Rasulullah ﷺ :
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ , ﻭَﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍَﻟْﻘَﺒْﺮِ , ﻭَﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍَﻟْﻤَﺤْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﻤَﻤَﺎﺕِ , ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍَﻟْﻤَﺴِﻴﺢِ ﺍَﻟﺪَّﺟَّﺎﻝِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal”. (Muttafaq'alaih).

Doa yang beliau ﷺ sarankan baca di tasyahud akhir sebelum salam agar terlindung dari empat perkara tersebut diatas.
Belajar, pahami dan amalkan al-Qur'an. Minta pula untuk tetap dalam jalan petunjuk :
رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. (QS. Ali Imraan (3) : 8).
Teruslah wahai diriku minta sama Allah ta'ala dimudahkan dalam ke-ta'at-an kepada-Nya, ditentramkan hati dalam mengikuti sunnah Rasul-Mu, Muhammad ﷺ.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar