Kamis, 19 November 2015

Bersua Si Ahli Hikmat

TIME TUNNEL. Abu Darda' si Ahli Hikmat tak hendak menganjurkan orang menganut filsafat memencilkan diri, dan bukan pula dengan kata-katanya itu menyuruh orang meninggalkan dunia.
Dan Abu Darda' adalah insan yang telah dikuasai kerinduan yang amat sangat untuk melihat hakikat dan menemukannya. Keimanannya kepada Allah dan Rasulullah  ﷺ amatlah teguh.
Pernah ibunya ditanyai orang, tentang amal yang sangat disenangi Abu Darda', lalu dijawabnya : "Tafakkur dan mengambil i'tibar atau pelajaran!". Itulah yang ia resapi dengan sempurna firman Allah; "Hendaklah kamu mengambil ibarat-pelajaran, perbandingan dan sebagainya wahai orang yang mempunyai pikiran!" (TQS 59 : 2). Itulah yang aku kenal ketika pertama kali bersua di peristiwa "Gempar Madinah".
Saat bersyahadat Abu Darda' adalah seorang saudagar kaya Madinah; harta baginya hanyalah alat kehidupan, maka menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengusahakan yang halal dan mendapatkannya secara sopan dan sederhana, tidak rakus dan mati-matian.
Sewaktu Cyprus ditaklukkan dan harta rampasan perang dikirim ke Madinah, orang-orang melihat Abu Darda' menangis. Mereka meminta Jubair bin Nafir menanyakan musababnya, maka dijawab oleh Abu Darda'; "Wahai Jubair, alangkah hinanya makhluk disisi Allah, bila mereka meninggalkan kewajibannya terhadap Allah. Selagi ia sebagai umat yang perkasa, berjaya, berkekuatan, lalu mereka tinggalkan amanat Allah. Maka jadilah mereka seperti yang engkau lihat. Karena menurut Abu Darda' runtuhnya negeri-negeri Islam karena mereka kehilangan pegangan ruhani yang benar yang akan melindunginya dan Agama yang benar lagi menghubungkannya dengan Allah.
-----------------
Inspirasi :
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Bandung, Cetakan keduapuluh 2006, Bab "Abu Darda'", halaman 391-404.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar