Senin, 25 Mei 2015

Anak Kesayangan pun pergi menghadap Tuhannya

TIME TUNNEL. Beberapa waktu lalu aku menyusuri lorong waktu dengan mesinwaktu yang ku setting pada masa tahun 8 Hijriyah. Sesampainya di tujuan aku menuju rumah saudara Muslim Madinah pekerja usaha dagang Abdurrahman bin 'Auf, dan ternyata telah berada di sana saudara Muslim pekerja Thalhah bin Ubaidillah. Lalu aku bertanya tentang peristiwa besar kala itu yang tengah dialami umat Islam, dan mereka secara bergantian mengisahkan perihidup kesayangan Rasulullah, Zaid bin Haritsah sang syahid komandan pasukan Mu'tah. Berikut ini kurang lebih cerita itu.
Zaid terlahir dari ibu Su'da dan ayahnya bernama Haritsah. Ia adalah seorang anak yang pernah ditawan, diperjual-belikan dan kemudian dibeli oleh Hakim bin Hizam, lalu ia diberikan kepada Khadijah. Kemudian Khadijah binti Khuwailid menghadiahkan kepada Rasulullah Muhammad s.a.w. sebagai pelayan beliau, dan oleh Rasulullah ia dimerdekakan. Zaid pun mendapat asuhan dan didikan dengan segala kelembutan dan kasih sayang seperti anak Rasulullah.
Sampai suatu masa, Haritsah ayah Zaid hendak menjemputnya setelah mendengar keberadaan Zaid di rumah ibnu abdil-Mutthalib. Rasulullah pun menyerahkan keputusan kepada Zaid siapa yang akan dipilih, kembali kepada ayahnya atau hidup dalam asuhan Rasulullah. Dan Zaid pun memilih bersama Rasulullah, segera Rasulullah membawa Zaid ke pekarangan Ka'bah dan mengangkatnya menjadi anak. Begitulah posisi Zaid hingga turun wahyu QS. 33 : 40.

Sang Panglima Perang
Ia seorang lelaki yang berperawakan pendek, berkulit coklat kemerahan, hidung pesek, tetapi ia insan teguh dan jiwa merdeka.
Di dalam ekspedisi keamanan dan peperangan Zaid pun kerap kali menjadi pilihan Rasulullah sebagai panglima perang; Penggerebegan Buhran; selepas ekspedisi Bani Lihyan Nabi membagi beberapa detasemen dan Zaid diutus Rasulullah di jantung perkebunan kurma Jamum sekitar 48 mil dari Madinah; Penggerebegan Bani Tsa'labah di sumber air al-Tharaf di jalur menuju Irak 36 mil dari Madinah dengan 15 orang pasukan; ekspedisi Wad al-Qura menemui Bani Fazarah, Zaid terluka dan setelah sembuh ia kembali diutus Rasulullah kembali kesana; hingga ekspedisi ke Mu'tah bulan Jumadil 'Ula tahun 8 Hijriyah, komando pasukan berada di tangan Zaid dengan bendera putih yang disematkan Rasulullah. Pasukan ini terus bergerak ke Balqa' di wilayah Syam, dan Zaid pun menemui syahidnya di Mu'tah.
-----------------------
Insapirasi :
Rijal Haolar Rasul (60 Sahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit CV Diponegoro Bandung, cetakan ke-20, tahun 2006, halaman 307-318.
Taht Rayah al-Rasul (Perang Muhammad), Dr. Nizar Abazhah, Penerbit Zaman Jakarta, cetakan pertama 1432 H / 2011 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar