Rabu, 20 November 2013

Steak

Sejarah Steak
Walaupun semua orang di Amerika pemakan steak, tapi ternyata, steak itu asalnya bukan dari Amerika melainkan dari Spanyol. Orang Spanyol mulai memperkenalkan menu steak kepada Meksiko pada tahun 1540. Baru mulai sekitar abad ke 18, para imigran asal Spanyol dan Perancis yang ada di Amerika mulai berternak sapi. Sapi pun mulai jadi komoditi dan di-eksport antar negara bagian naik kereta api.
Namun perdagangan sapi ini hancur akibat bencana Cold Winter pada tahun 1800 yang menyebabkan ternak mati kedinginan. Barulah pada tahun 1871, seorang pengusaha daging asal Detroit, G. H. Hanharmand memperkenalkan teknologi gerbong es yang bisa digunakan untuk mengantar daging ke sana ke mari. Daging pun mulai menjadi kelaziman dan dikonsumsi di mana-mana, hingga daging dijadikan sebagai simbol kemakmuran rumah tangga di Amerika.
Tidak banyak yang tahu bahwa ada cara yang berbeda dalam pemotongan daging sapi antara Amerika, Belanda dan Inggris. Jadi kalau kita ke pejagalan akan ada istilah American Cuts, Dutch Cuts dan British Cuts. Indonesia, karena pernah dijajah Belanda, maka pemotongan daging sapinya mengikuti aturan Dutch Cuts. Bedanya adalah, American dan British Cuts tidak mengikutsertakan lidah sapi dan ekor sebagai bahan makanan. Dutch Cuts mengikutsertakan lidah sapi (Semur Lidah) dan ekor sebagai bahan makanan atau kaldu. Sedangkan British Cuts tidak mengenal tenderloin. (ceritaku)

Cara Makan Steak
Cara makan Steak secara umum ada dua sesuai dengan kebiasaan negara pengembang masakan steak ini, Cara Amerika dan Cara Eropa.

Makan Steak Cara Amerika

Pertama, letakkan pisau di sebelah kanan dan garpu di sebelah kiri. Kedua, tahan daging dengan garpu dan potong kecil-kecil menggunakan pisau. Ketiga, letakkan pisau dan pindahkan garpu ke tangan kanan baru mulai makan. Dan keempat, posisi garpu menghadap ke atas saat memasukkan daging ke mulut

Makan Steak Cara Eropa
Mungkin ini yang sering dipakai oleh orang Indonesia kebanyakan. Masih dengan posisi garpu dan pisau yang sama seperti cara Amerika. Perbedaannya hanyalah cara eropa tidak memindahkan garpu ke tangan kanan. Ya, jadi kita memotong daging dan makan di saat itu juga. Selain itu ketika menyuap makanan ke mulut, posisi garpu berada di bawah

Makan Cara Rasulullah
Dalam hadits Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, Rasulullah mengajarkan kepada Amru bin Abi Salamah r.a. “Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan tangan kanan dan dari yang dekat-dekat kepadamu.” (HR. Buchary dan Muslim).  Dan dalam hadits lain Rasulullah mengajarkan kepada Mu’adz bin Anas r.a. : “Siapa yang makan kemudian membaca: ALHAMDULILLAHI LADHI ATH’AMANI HADZA WAROZAQONIHI MIN GHOIRO HAULIN MINNI WA LA QUWWATIN. (Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini, dan memberi rizqi pada saya dengan tiada daya dan kekuatan daripadaku). Diampunkan apa yang telah lalu dari dosanya. (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy). Dan setelah selesai makan dalam sebuah hadits Rasulullah mengajarkan kepada Abu Umamah r.a. : “Jika selesai makan dan mengangkat hidangannya bacalah “ALHAMDULILLAHI HAMDAN KATSIRAN THOYYIBAN MUBAAROKAN FIHI, GHOIRO MAKFIYIN WALA MUSTAGHNAN ‘ANHU RABBANA.” (Segala puji bagi Allah, pujian yang sebaik-baiknya, yang baik dan berkat. Tiada terbalas, dan tidak dapat tidak, tentu kami membutuhkan kepadanya, hai Tuhan kami). (HR. Buchary)
Ummulmukminin ‘Aisyah menceritakan, Makanlah dengan tangan kanan seperti yang Rasulullah lakukan, “Adalah tangan Rasulullah s.a.w. yang kanan untuk bersuci dan makan, dan tangan kiri untuk istinja’ dan segala yang kotor.” (HR. Abu Dawud).
Jika terlupa membaca Bismillah pada mulanya Rasulullah pernah mengajarkan kepada ummulmukminin ‘Aisyah r.a. untuk membaca “BISMILLAH AWWALAHU WA AKHIRAHU.” (Dengan nama Allah dan mula hingga akhir). (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy). Dan dalam lain suasana Rasulullah pernah dibikin tertawa ketika ada seorang makan dengan tidak menyebut nama Allah, hingga tidak tinggal dari makannya kecuali sesuap, tiba-tiba ketika yang tinggal sesuap itu akan diletakkan di mulutnya ia membaca : “BISMILLAHI AWWALAHU WA AKHIRAHU.” Rasulullah s.a.w mendadak tertawa dan bersabda : “Syaithan selalu makan bersama ia, kemudian ketika ia menyebut nama Allah, tiba-tiba syaithan itu memuntahkan isi perutnya.”, seperti yang diceritakan Umayyah bin Machsyiy r.a. (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Cobalah perhatikan cerita Jabir r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila seorang masuk ke dalam rumahnya dengan menyebut Bismillah ketika masuk dan ketika makan, maka syaithan berkata kepada temannya : Tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagi kamu di sini. Dan bila masuk tidak menyebut nama Allah, syaithan berkata : Kamu dapat bermalam di rumah ini, kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah. Syaithan berkata : Kamu dapat bermalam dan makan di sini.” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar