Minggu, 29 September 2013

SHOLAT ORANG DALAM PERJALANAN DAN ORANG SAKIT (1)

Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata; “Permulaan difardlukannya sholat itu dua raka’at, lalu yang dua raka’at itu ditetapkan untuk yang dalam perjalanan, dan disempurnakanlah, sholat hadlar (tidak dalam perjalanan) itu”. Muttafaq ‘alaih. Dan bagi Bukhary “Lantas hijrah, lalu difardlukan empat raka’at, adapun bagi yang dalam perjalanan ditetapkan seperti semula”. Dan Ahmad menambah: “Kecuali Maghrib, karena sholat itu adalah witir-siang, dan kecuali Shubuh, karena bacaan dipanjangkan padanya.”

Waktu Nabi s.a.w. di Mekkah sholat itu hanya 2 raka’at, tapi setelah hijrah ke Madinah ada perubahan jumlah raka’at sebagaimana yang kita lakukan sekarang, tapi bagi orang yang dalam perjalanan boleh sholat qasar (yang 4 raka’at dikerjakan 2 raka’at), tapi sholat Maghrib dan Shubuh tetap tidak boleh dikurangi raka’atnya.
-------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 159.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar