Kamis, 28 Maret 2013

SAMPAI USIA 50 TAHUN HANYA BERISTERIKAN KHADIJAH

Muhammad hidup hanya dengan Khadijah selama tujuh belas tahun sebelum kerasulannya dan sebelas tahun sesudah itu dan dalam pada itu pun samasekali tak terlintas dalam pikirannya ia ingin kawin lagi dengan wanita lain. Baik pada masa Khadijah masih hidup, atau pun pada waktu ia belum kawin dengan Khadijah, belum pernah terdengar bahwa ia termasuk orang yang mudah tergoda oleh kecantikan wanita-wanita yang pada waktu itu justru wanita-wanita belum tertutup. Bahkan mereka suka memamerkan diri dan memamerkan segala macam perhiasan, yang kemudian dilarang oleh Islam. Sudah tentu tidak wajar sekali apabila akan kita ljhat sesudah sampai lima puluh tahun, mendadak sontak ia berubah demikian rupa sehingga begitu ia melihat Zainab binti. Jahsy — padahal waktu itu istrinya sudah lima orang di antaranya Aisyah yang selalu dicintainya — tiba-tiba ia tertarik sampai ia hanyut siang-malam memikirkannya. Juga tidak wajar sekali apabila kita lihat, sesudah lampau lima puluh tahun usianya yang selama lima tahun sudah beristrikan lebih dari tujuh orang dan dalam tujuh tahun sembilan orang istri. Semuanya itu, motifnya hanya karena dia terdorong oleh nafsu kepada wanita, sehingga ada beberapa penulis Muslim — dan juga penulis-penulis Barat mengikuti Jejaknya — melukiskannya sedemikian rupa, demikian merendahkan yang bagi seorang materialis sekalipun sudah tidak layak, apalagi buat orang besar, yang ajarannya dapat mengubah dunia dan mengubah jalannya roda sejarah, dan masih selalu akan mengubah dunia sekali lagi, dan akan mengubah jalannya roda sejarah sekali lagi.

HANYA KHADIJAH YANG MEMBAWA KETURUNAN
Apabila ini suatu hal yang aneh dan tidak wajar, maka akan jadi aneh juga kita melihat bahwa perkawinan Muhammad dengan Khadijah telah memberikan keturunan, laki-laki dan perempuan, sampai sebelum ia mencapai usia lima puluh tahun, dan bahwa Maria melahirkan Ibrahim sesudah Muhammad berusia enam puluh tahun dan hanya dari yang dua orang ini sajalah yang membawa keturunan. Padahal istri-istri itu ada yang dalam usia muda, yang akan dapat juga hamil dan melahirkan, baik dari pihak suami atau pihak istri, dan ada yang sudah cukup usia, sudah lebih dari tiga puluh tahun umurnya, dan sebelum itu pun pernah pula punya anak. Bagaimana pula gejala aneh dalam hidup Nabi ini ditafsirkan, suatu gejala yang tidak tunduk kepada undang-undang yang biasa, yang terhadap kesembilan wanita itu?! Sebagai manusia, sudah tentu jiwa Muhammad cenderung sekali ingin beroleh seorang putra, sekalipun — dalam kedudukannya sebagai Nabi dan Rasul — dari segi rohani ia sudah menjadi bapa seluruh umat Muslimin.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 330-331.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar