Kamis, 23 Februari 2012

Bantuan ALLAH kepada Kaum Muslimin dalam Peperangan Ahzab

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَآءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni’mat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (QS. 33 : 9).

إِذْ جَآءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصٰرُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّـهِ الظُّنُونَا۠
(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ketenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. (QS. 33 : 10).

هُنَالِكَ ابْتُلِىَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا۟ زِلْزَالًا شَدِيدًا
Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (QS. 33 : 11).

وَإِذْ يَقُولُ الْمُنٰفِقُونَ وَالَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللَّـهُ وَرَسُولُهُۥٓ إِلَّا غُرُورًا
Dan (ingattah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. (QS. 33 : 12).

وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ يٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا۟ ۚ وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ النَّبِىَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ ۖ إِن يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا
Dan (ingatlab) ketika segolongan di antana mereka berkata: “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu”. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata : “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”. Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. (QS. 33 : 13).

وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِم مِّنْ أَقْطَارِهَا ثُمَّ سُئِلُوا۟ الْفِتْنَةَ لَءَاتَوْهَا وَمَا تَلَبَّثُوا۟ بِهَآ إِلَّا يَسِيرًا
Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka. mengerjakannya dan mereka tiada akan bertangguh untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat. (QS. 33 : 14).

وَلَقَدْ كَانُوا۟ عٰهَدُوا۟ اللَّـهَ مِن قَبْلُ لَا يُوَلُّونَ الْأَدْبٰرَ ۚ وَكَانَ عَهْدُ اللَّـهِ مَسْـُٔولًا
Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah dahulu: “Mereka tidak akan berbalik ke belakang (mundur)”. Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. 33 : 15).

قُل لَّن يَنفَعَكُمُ الْفِرَارُ إِن فَرَرْتُم مِّنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ وَإِذًا لَّا تُمَتَّعُونَ إِلَّا قَلِيلًا
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja”. (QS. 33 : 16).

قُلْ مَن ذَا الَّذِى يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّـهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوٓءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً ۚ وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ اللَّـهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu. Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah. (QS. 33 : 17).

قَدْ يَعْلَمُ اللَّـهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنكُمْ وَالْقَآئِلِينَ لِإِخْوٰنِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا ۖ وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalangi-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya “Marilah kepada kami”. Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. (QS. 33 : 18).

أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَآءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِى يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ ۖ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُم بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا۟ فَأَحْبَطَ اللَّـهُ أَعْمٰلَهُمْ ۚ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللَّـهِ يَسِيرًا
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS. 33 : 19).

يَحْسَبُونَ الْأَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا۟ ۖ وَإِن يَأْتِ الْأَحْزَابُ يَوَدُّوا۟ لَوْ أَنَّهُم بَادُونَ فِى الْأَعْرَابِ يَسْـَٔلُونَ عَنْ أَنۢبَآئِكُمْ ۖ وَلَوْ كَانُوا۟ فِيكُم مَّا قٰتَلُوٓا۟ إِلَّا قَلِيلًا
Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekuttu itu belum pergi; dan jika golongang-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu.  Dan sekiranya mereka berada bersama kamu. mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja. (QS. 33 : 20).

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْءَاخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyabut Allah. (QS. 33 : 21).

وَلَمَّا رَءَا الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا۟ هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّـهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ اللَّـهُ وَرَسُولُهُۥ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّآ إِيمٰنًا وَتَسْلِيمًا
Dan tatkala orang-orang mu’min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali, iman dan ketundukan (QS. 33 : 22).

مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عٰهَدُوا۟ اللَّـهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا
Di antara orang.orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan rnereka sedikitpun tidak merobah (janjjnya) (QS. 33 : 23).

لِّيَجْزِىَ اللَّـهُ الصّٰدِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِينَ إِن شَآءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 33 : 24).

وَرَدَّ اللَّـهُ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا۟ خَيْرًا ۚ وَكَفَى اللَّـهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ ۚ وَكَانَ اللَّـهُ قَوِيًّا عَزِيزًا
Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun Dan Allah menghindarkan orang-orang mu’min dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 33 : 25).

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 33 : 9
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada waktu peperangan al-Ahzab pada malam yang sangat gelap gulita para sahabat Rasulullah s.a.w. bersiap-siap menantikan pasukan musuh. Terlihat pasukan yang dipimpin Abu Sufyan berada di atas pasukan Kaum Muslimin (di atas bukit), sedang orang-orang yahudi Bani Quraidlah (sekutu Abu Sufyan) berada di bagian bawah (lembah-lembah). Dikhawatirkan mereka akan mengganggu keluarga dan anak-anak Kaum Muslimin. Pada malam itu angin terasa berhembus dengan sangat kencang, sehingga kaum munafiqin minta kepada Nabi untuk meninggalkan tempat itu dengan alasan rumah mereka kosong, padahal sebenarnya mereka akan melarikan diri. Setiap orang yang minta idzin kepada Nabi s.a.w. diidzinkannya; dan mereka terus lari bersembunyi.
Ketika Nabi s.a.w. memeriksa pasukan Kaum Muslimin seorang demi seorang sampailah kepada Hudzaifah, dan bersabda :“Cobalah selidiki keadaan musuh”. Hudzaifah pun berangkat dan melihat angin menghantam perkemahan musuh, sehingga tiada sejengkal pun perkemahan yang luput dari serangan angin itu, dan juga mendengar kemah-kemah dan barang-barang terlempar batu yang dibawa angin dan mereka berteriak mengajak kawannya mundur. Kemudian Hudzaifah menghadap kepada Rasulullah s.a.w. dan melaporkan hal ihwal musuh. Maka turunlah ayat ini (QS. 33 : 9) sebagai perintah untuk selalu mengingat akan ni’mat yang diberikan oleh Allah s.w.t.”
Diriwayatkan oleh alBaihaqi di dalam kitab ad-Dalail yang bersumber dari Hudzaifah.

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 33 : 12
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Rasulullah s.a.w. membuat parit (khandaq) di waktu perang Ahzab beliau menemukan sebuah batu besar yang bundar dan berwárna putih (sebagai salah satu isyarat dari Allah swt). Rasulullah saw. mengambil cangkul dan memukul batu tersebut sehingga retak dan berkilat menerangi seluruh kota Madinah. beliau bertakbir dan diikuti oleh Kaum Muslimin Kemudian memukulkan cangkul tèrsebut untuk kedua kalinya, sehingga retak dan berkilatlah batu tersebut menerangi tempat di sekitarnya. Nabi bertakbir dan diikuti Kaum Muslimin. Demikian diulänginya sekali lagi sehingga batu itu pecah dan mengeluarkan cahaya yang menerangi tempat di sekelilingnya. Beliau pun bertakbir yang diikuti oleh, Kaum Muslimin. Ketika salah seorang shahabat bertanya tentang hal ini Rasulullah menjawab “Ketika aku pukul yang pertama kali, tampaklah olehku mahligai Hirah dan Mada-in. Kisra (kerajaan Persi), dan Jibril memberitahukan bahwa ummatku akan membebaskan negara itu. Dan ketika aku memukul yang kedua kalinya tampaklah mahligai merah dari tanah Rum, dan Jibril memberitahukan bahwa ummatku akan membebaskan negara itu. Dan ketika aku memukul untuk ketiga kalinya terlihat pula mahligai kota Shan’a, dan Jibril memberitahukan bahwa ummatku akan membebaskan negara itu”. Berkatalah kaum munafiqin : “Tidakkah kalian heran, ia menceriterakan dan memberikan harapan kosong serta menjanjikan kepadamu sesuatu yang tidak benar, dan berceritera bahwa ia melihat dari Madinah, mahligai kota Hirah dan Mada-in Kisra yang akan dibebaskan untuk kalian, padahal kalian kini sedang menggali parit karena ketàkutan dan tidak sanggup bertempur”. Ayat ini (QS 33 : 12) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ali Hatim dan oleh al Baihaqi di dalam kitab ad-Dalail dari Katsir bin Abdillah Ibnu Amr al-Muzani, dari bapaknya yang bersumbar dari datuknya.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat iin (QS. 33 : 12) berkenaan dengan ucapan Mu’tib bin Qusyair al-Anshari dalam hadits tersebut di atas. Ucapannya itu ialah bahwa Rasulullah hanya memberikan janji kosong.
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam riwayat lain dikemukkan bahwa, Mu’tib bin Qusyair berkata: “Terlintas pada Muhammad bahwa ia akan makan kekayaan-kekayaan Kisra dan Kaisar, padahal tidak seorang pun daripada kami yang berani keluar untuk buang air. Kemudian berkatalah Aus’ bin Qaizhi di hadapan orang banyak : “Idzinkanlah kami pulang kepada isteri dan keluarga kami, karena rumah kami jauh dari Madinah dan tidak ada yang menjaganya”
Allah menurunkan ayat ini (QS. 33 : 9) untuk mengingatkan akan ni’mat yang pernah diberikan Allah kepda mereka ketika Allah mencabut bencana yang menimpa mereka, Allah telah memberikan kecukupan kepada mereka walaupun mereka buruk sangka terhadap Allah dan mengucapkan ucapan kaum munafiqin yang tidak pantas.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan al-Baihaqi yang bersumber dari ‘Urwah bin Zubair dan Muhammad bin Ka’b al-Quradli dan selainnya.

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 33 : 23.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Anas bin an-Nadlir (paman Anas bin Malik) tidak turut dalam perang Badr bersama, Rasulullah. Ia merasa sangat berdosa karenanya dan berkata : “Dalam peperangan Rasulullah saw. yang pertama aku tidak dapat ikut sekiranya Allah mentaqdirkan aku dapat menyaksikan peperangan bersama Rasulullah saw. Allah akan menyaksikan yang akan aku perbuat”. Ia pun turut berjihad dalam perang Uhud dan gugur sebagai syahid. Di badannya terdapat lebih dari delapan puluh luka bekas pukulan, tusukkan tombak dan bekas panah. Ayat ini (QS. 33 : 23) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai pujian terhadap orang yang menunaikan janjinya,
Diriwayatkan oleh Muslim dan at-Tirmidzi dan lainnya bersumber dari Anas.
---------------
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 668-670
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 393 – 396.
Tulisan Arab Al-Qur'an  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar