Minggu, 22 Januari 2012

BANGSA YANG SENANG MEMPERMAINKAN PARA NABI

Allah berfirman : (QS. An-Nisa : 153)
”Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata” Lalu mereka disambar petir karena kedhalimannya dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata lalu Kami ma’afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa kekuatan yang nyata?”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari lbnu Juraij, katanya, “Kaum Yahudi berkata kepada Nabi Muhammad saw., “Kami tidak akan membaiat anda pada ajakan yang anda serukan kepada kami, sebelum anda dapat membawakan sebuah Kitab suci dari sisi Allah yang di dalamnya tertulis : (”Dari Allah kepada si Fulan. Engkau sesungguhnya adalah utusan Allah, Engkau sesungguhnya utusan Allah”). Begitulah, lalu mereka menyebutkan beberapa nama pendeta-pendeta mereka. Tujuan permintaan mereka itu hanyalah untuk mempersulit dan membikin susah bukan untuk mencari dalil yang bisa memuaskan hati”. Al-Hasan berkata, ”Sekiranya orang-orang Yahudi ini mengajukan permintaan tersebut dengan tujuan mencari hidayah, niscaya Allah akan memberikannya kepada mereka”
Ayat ini mengingatkan agar Rasulullah saw. jangan merasa heran dan jangan merasa aneh menghadapi permintaan bangsa Yahudi yang tidak rasional itu. Karena pada zaman Nabi Musa pun mereka pernah mengajukan permintaan yang lebih berat dari itu. Permintaan bangsa Yahudi kepada Nabi ini hanyalah membuktikan betapa jahil dan kerasnya penolakan mereka kepada kebenaran.
Permintaan bangsa Yahudi kepada Nabi Musa untuk melihat Allah dengan mata kepala adalah bukti kejahilan luar biasa. Karena berarti mereka menganggap Allah itu berjasad sebagaimana dengan benda-benda yang ada di alam ini. Sedangkan permintaan mereka kepada Nabi saw. agar dapat membawakan kitab suci yang tertulis dari langit membuktikan salah satu dari dua kemungkinan. Pertama, membuktikan kebodohan mereka dalam memahami hakekat kenabian dan kerasulan. Padahal banyak para Nabi dan bangsa Yahudi yang datang kepada mereka tanpa membawa lembaran-lembaran tulisan kitab suci. Kedua, karena keingkaran mereka kepada Nabi Muhammad saw.
Bangsa Yahudi yang biasa terpesona dengan Sihir dan terpengaruh mental materialisme tidak dapat membedakan antara mukjizat yang diterima oleh para Nabi dengan keanehan yang diperbuat oleh ahli sihir. Bangsa Yahudi selalu bersikap ingkar di dalam menerima penjelasan kebenaran apapun yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Ayat ini lebih jauh menjelaskan, bahwa generasi bangsa Yahudi di masa Nabi Musa telah pernah disambar petir karena perilakunya yang penuh kejahilan dan penuh keingkaran kepada Nabi Musa. Di zaman Nabi Musa mereka telah melihat berbagai macam mukjizat, misalnya : tongkat menjadi ular, tangannya keluar sinar, laut menjadi daratan dan lain sebagainya. Walaupun begitu, ternyata bangsa Yahudi masih membuat patung anak sapi untuk disembah sebagai Tuhan.
Bangsa Yahudi di zaman Nabi Musa karena kedurhakaannya, pernah diperintahkan melakukan bunuh diri. Nabi Musa dikaruniai Allah kekuatan yang luar biasa, sehingga dapat menjadikan bangsa Yahudi patuh kepadanya.
Ayat ini pada dasarnya memberikan kabar gembira kepada Nabi Muhammad saw. bahwa bangsa Yahudi yang suka melawan beliau itu, pada akhirnya akan tunduk dan menyerah kepada beliau. Dengan kabar gembira ini, diharapkan bahwa kaum Muslimin tidak berputus asa menghadapi perilaku bangsa Yahudi yang penuh kejahilan dan keingkaran terhadap Islam.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 150 - 153

Tidak ada komentar:

Posting Komentar