Selasa, 25 Oktober 2011

Larangan Melarikan Diri dari Pertempuran

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). (QS. 8 : 15).

وَمَن يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُۥٓ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ فَقَدْ بَآءَ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّـهِ وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. (QS. 8 : 16).

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلٰكِنَّ اللَّـهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللَّـهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّـهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu Melempar, tetapi Allahlah yang melemar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 8 : 17).

ذٰلِكُمْ وَأَنَّ اللَّـهَ مُوهِنُ كَيْدِ الْكٰفِرِينَ
Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir. (QS. 8 : 18).

إِن تَسْتَفْتِحُوا۟ فَقَدْ جَآءَكُمُ الْفَتْحُ ۖ وَإِن تَنتَهُوا۟ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَإِن تَعُودُوا۟ نَعُدْ وَلَن تُغْنِىَ عَنكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْـًٔا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّـهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti, maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, nisacaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesunguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (QS. 8 : 19).

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 8 : 17
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada waktu peperangan Uhud, Ubay bin Khalaf bermaksud menyerbu Nabi saw. dan dibiarkan oleh kawan-kawannya yang pada waktu itu menyongsong pasukan Rasulullah akan tetapi dihadang oleh Muslib bin Umair. Rasulullah saw. melihat bagian dada Ubay yang terbuka antara baju dengan topinya lalu ditikam oleh Rasulullab saw. dengan tombaknya, sehingga jatuh rebahlah dari kudanya, tiada mengeluarkan darah akan tetapi putus salah satu tulang rusuknya. Teman-temannya datang mengerumuninya di saat Ia meraung-raung kesakitan. Mereka berkata: “Alangkah pengecutnya engkau ini, bukankah itu hanya goresan sedikit saja”. Ubay mengatakan bahwa Rasulullah yang menikamnya dan mengingatkan akan sabda Rasulullah saw. yang bersumpah: “Seandainya yang terkena kepada ‘Ubay itu terkena pula pada sekampung Dzilmajaz (nama suatu daerah), pasti mereka akan mati semuanya”.
Ubay bin Khalaf mati sebelum sampai ke Mekah. Turunnya ayat ini (QS 8 : 17) berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas sebagai penegasan bahwa sebenarnya Allah yang membunuhnya. Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Sa’id bin al-Musayyab yang bersumber dari bapaknya. Isnadnya shahib hanya gharib.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada peperangan , Khaibar Rasulullah saw. meminta panah, dan memanahkannya ke benteng. Anak panah tersebut mengenai Ibnu Abil Haqiq dan terbunuh di tempat tidurnya. Allah menurunkan ayat ini (QS. 8 : 17) berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas bahwa yang lempar panah itu adalah Allah swt. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abdurrahman bin Jubair. Hadits ini mursal, sanadnya jayyid (baik) akan tetapi Oharib.

Keterangan :
Adapun Hadits yang mashur berkenaan dengan turunnya ayat ini adalah peristiwa di peperangan Badr di waktu Rasulullah melemparkan segenggam batu-batu kecil yang menyebabkan banyakyang mati di kalangan musuh.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa di waktu peperangan Badr para Shahabat mendengar suara gemuruh dari langit ke bumi seperti suara batu-batu kecil jatuh ke dalam bejana. Rasulullah saw. melempari lawannya dengan batu-batu kecil tadi sehingga kaum Muslimin menang. Ayat ini (QS. 8 : 17) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas yang menegaskan bahwa sesungguhnya yang melemparkan batu-batu itu adalah Allah di saat Nabi melemparkannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Hakim bin Hizam. Diriwayatkan pula oleh Abus-Syaikh yang bersumber dari Jabir dan Ibnu Abbas.  Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari sumber lain tapi mursal.

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 8 : 19

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abu Jahl pernah meminta kemenangan kepada Allah ketika pasukannya bertemu dengan pasukan Kaum Muslimin. Ia berdo’a “Ya Allah siapa sebenarnya yang memutuskan silaturahmi, dan datang membawa ajaran yang tidak dikenal buktikanlah kemusnahannya besok”. Itulah permintaan kemenangan yang disebut. Allah di dalam ayat ini (QS 8 : 19). Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Abdullah bin Tsa’labah bin Shair.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Abu Jahl berdoa  “Ya Allah tolonglah yang paling mulia di antara dua golongan ini, yang paling terhormat di antara dua pasukan ini”. Maka turunlah ayat ini (QS. 8 : 19) sebagai penegasan bahwa kemenangan di pihak Kaum Muslimin yang termulia dan terhormat. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ’Athiyah.
-----------------
Bibliography :    
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 262 - 263.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 222 - 224.
Tulisan Arab Al-Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar