Jumat, 26 Agustus 2011

PRESENTASI ARSITEKTUR

Bidang arkitektur, adalah menyangkut pada berbagai aspek kehidupan manusia. Selama kehidupan manusia ini masih berlangsung maka arkitekturpun ada dalam proses perkembangannya. Hal tersebut di atas sangat ditunjang oleh salah satu faktor yang memegang peranan yaitu, cara mempresentasikan gambar-gambar arsitektural.
Bagi seorang arkitek merupakan hal yang mutlak dikuasai untuk dapat menggambarkan idea, gagasan atau imaginasinya tentang bangunan yang direncanakan. Gambar arkitektur adalah merupakan media pengungkapan hal-hal yang dibayangkan oleh arkitek.
Oleh sebab itu sudah selayaknya bila gambar tersebut harus komunikatif, baik bagi para ahli bangunan maupun bagi pemberi tugas dan masyarakat umum.
Sudah diketahui umum bahwa untuk merealisasi suatu bangunan diperlukan gambar-gambar rencananya. Dalam hal ini terdapat dua macam gambar rencana tersebut, yaitu yang pertama adalah gambar-gambar arkitektur dan yang kedua adalah gambar-gambar kerja.
Terdapat perbedaan yang prinsipiil antara kedua macam gambar tersebut. Gambar kerja adalah gambar rencana bangunan yang diperuntukkan para pelaksana pembangunan. Disini disajikan bagaimana bangunan tersebut harus dilaksanakan, sehingga ukuran-ukuran yang menyangkut kunstruksi mutlak diperlukan, karena gambar kerja ini merupakan pedoman teknisnya. Gambar-gambar ini dikembangkan berdasarkan gambar-gambar arkitektur yang telah dibuatnya.
Sedangkan gambar-gambar arkitektur lebih menyajikan rencananya secara tiga dimensional; secara konsepsional ruang, walau disanapun tersaji prinsip-prinsip konstruksinya. Seorang arsitek senior, Prof. Ir. Herman D. Soedjono, M. Arch. pernah berkata bahwa bahasa arkitektur adalah bahasa ruang; ruang dan manusia merupakan aspek utama dalam dunia arkitektur. Dan sebenarnya inilah inti dari tujuan presentasi gambar-gambar arkitektur. Perbedaan lainnya adalah terletak pada proses disainnya. Untuk gambar-gambar arkitektural diperlukan ide dan pemikiran yang menyeluruh terhadap semua aspek yang mempengaruhinya, kaitan antara satu dengan yang lainnya dan sebagainya. (Termasuk di dalamnya adalah prinsip konstruksi dan cara membangunnya).
Selama ini dikenal ada lima buah jenis gambar-gambar arkitektur yang utama, yaitu rencana tapak (site-plan), denah, tampak, potongan dan perspektif.
Sumber : Majalah GRIYA ASRI
Empat gambar yang pertama digambar secara dua dimensional dengan menggunakan cara proyeksi orthogonal. Namun demikian tetap bertujuan memperlihatkan konsepsi ruangnya.
Rencana tapak, memberikan gambaran kepada pengamat tentang konsepsi ruang luarnya sedangkan denah lebih menitik beratkan kepada hubungan dan organisasi ruang dalamnya. Presentasi yang baik, akan selalu dapat memperlihatkan secara langsung fungsi dan dimensi yang dimaksudkan. Kedua gambar pertama ini dapat diumpamakan sebagai jiwa dan suatu rencana bangunan. Sedangkan penampilannya akan tercermir pada gambar tampak; yang sebaiknya mengungkapkan ekspresi dari bahan bangunan yang digunakan; apakah itu dari batu alam, batu bata, kaca dan sebagainya, dan akhirnya merupakan penampilan keseluruhan bangunan secara utuh.
Sumber : Majalah Griya ASRI

Potongan, merupakan pengungkapan rencana prinsip dari konstruksi yang digunakan. Sehingga tentang ukuran-ukuran dan juga bahan yang digunakan harus disertakan.
Perspektif, adalah suatu kesimpulan ataupun gambaran menyeluruh secara tiga dimensional dan rencana bangunannya. Dapat pula dikatakan, bahwa realita bangunan yang akan terjadi adalah seperti yang tersaji dalam gambar perspektif tersebut. Pengambilan sudut pandangnya sangat menentukan penampilan bangunan tersebut, baik ruang luarnya (eksterior) maupun ruang dalamnya (interior).
Pada umumnya, gambar inilah yang sangat komunikatif bagi para pengamatnya.







-----------
Teknik Presentasi Gambar Arsitektur, F.X. Budi Widodo Pangarso, Jasin Nagawijaya dan Mauro Purnomo Raharjo, Bandung, 1981, halaman 1
Majalah Arsitektur GRIYA ASRI, No. 222/026 Pebruari 2002, halaman 62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar