Kamis, 28 Juli 2011

BANGSA YANG SUKA BERBUAT ANIAYA DI TENGAH NIKMAT ALLAH

Allah berfirman : (Al Baqarah 57)
“Dan Kami naungkan awan di atasmu dan Kami turunkan Manna dan Salwa kepadamu. Makanlah makanan yang baik-baik yang Kami karuniakan kepadamu; dan mereka tidaklah berbuat aniaya kepada Kami, akan tetapi mereka menganiaya terhadap diri mereka sendiri.”

Ketika Bangsa Yahudi keluar dari Mesir menyeberangi Laut Merah, lalu tinggal di gurun pasir yang panas, kemudian mereka mengadu kepada Nabi Musa, agar ia mohon kepada Allah mengirimkan awan untuk menaungi mereka sampai mereka tiba di daerah yang dijanjikan. Lalu Allah naungi mereka dengan awan sepanjang perjalanan menuju daerah yang dijanjikan. Selain itu mereka pun mendapatkan
makanan Manna dan Salwa yang menjadi bekal mereka selama dalam perjalanan di padang pasir yang tandus dan panas, selama mereka tinggal di daerah yang dijanjikan itu. Di dalam Kitab Keluaran disebutkan: “Mereka makan Manna selama empat puluh tahun dan rasanya makanan ini seperti roti dipoles madu, sebagai pengganti roti. Karena mereka diharamkan makan buah-buahan dan sayur.”
Namun apa gerangan sikap bangsa Yahudi menghadapi nikmat Allah yang melimpah ini? Nikmat ini justru menjadikan mereka semakin keras kepala dan ingkar kepada Nabi Musa as. Sebab apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa mereka tolak dan apa yang beliau larang justru mereka langgar. Keingkaran mereka ini menyebabkan berbagai malapetaka dan adzab Allah turun kepada mereka, sehingga mereka hidup dalam kesusahan dan penderitaan.
Ayat ini memberikan pelajaran bahwa setiap tuntunan Ilahi kepada manusia hanyalah mendatangkan kebahagiaan selama manusia mau mematuhinya. Tetapi bila manusia itu mengingkarinya niscaya akan menimbulkan penderitaan diri sendiri. Sejarah Bangsa Yahudi menjadi saksi atas malapetaka yang menimpa mereka, karena berbuat dzalim dan sikap kufur terhadap nikmat Allah.
-----------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 31 - 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar