Senin, 25 Desember 2017

Surga dan Neraka

"Surga Neraka itu apa? Lamunan para Kyai dan Ustadz, memang mereka pernah piknik ke sana?"

Note Trip, 6 Rabiul Akhir 1439 H. Celotehan inipun jauh-jauh hari telah marak dihembuskan bertahun-tahun silam dalam perjalanan. Tak heran bila itu kini terkumpul dalam kalimat "Para pemimpin penganut ideologi tertutup yang memosisikan diri sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan yang fasih meramalkan perihal yang pasti akan terjadi di masa yang akan datang, sebuah kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya." Itulah celotehan murahan dari mulut yang keluar dari penganut agama yang mengenal Surga Neraka itu ada, tapi mereka fasih membela pemuja dunia. Lalu apa bedanya ia dengan orang atheis? Apa bedanya mereka dari pemuja dunia?
Begitulah simpulan para jelata yang banyak ku dengar. Sungguh kaum atheis dan pemujanya amatlah benci dengan orang-orang yang berselimut Qur'an dan Sunnah dalam perihidupnya.
Perhatikan celotehan sang pemuja atheis : "Hari gini masih percaya komunisme itu ketololan. Tapi hari gini kok parno dan fobia dengan ancaman komunis, itu tolol kuadrat.", hingga mereka perlu rame-rame melawan dengan menghembuskan kalimat "Surga Neraka itu apa? Lamunan para Kyai dan Ustadz, memang mereka pernah piknik ke sana?" jauh-jauh tahun sebelum mereka meledakkannya, dengan harapan pemakluman dan dukungan dari para jelata, tapi mereka lupa para jelata lebih waras dari apa yang mereka persangkakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar