Saat kita merasakan kehadiran Allah ta'ala, kita lebih mudah khusyuk beribadah. Misalkan saat berada di depan ka'bah, mudah bagi kita menangis, mudah bagi kita bertaubat, beristigfar, dan melakukan segala kebaikan. Begitupun saat merasa dekat kematian, disitu kita mudah taat. Sebaliknya ketika merasa hidup masihlah lama, disitu kunci maksiat.
Maka kunci ibadah adalah meyakini kehadiran Allah ta'ala, dalam setiap ibadah, dan meyakini bahwa kita akan kembali dan berjumpa dengan Allah ta'ala.
Maka seorang wanita yang meyakini sholatnya dilihat Allah ta'ala. maka khusyuklah sholatnya, maka menutup aurat baginya mudah. Tapi bila wanita itu merasa Allah ta'ala hanya melihat dirinya saat sholat saja, maka selepas sholat, kembali dia ringan mengumbar auratnya. Padahal Allah ta'ala senantiasa melihatnya, dan Allah ta'ala tak pernah lalai. Namun sebagian besar wanita, salah kaprah, cuek dan tetap abai.
Saat seorang lelaki menyadari Allah ta'ala dekat saat didepan Ka'bah, maka senantiasa dia patuhi kewajiban dan menjauhi larangan dari Allah ta'ala. Mengapa lelaki ini kembali maksiat saat pulang ke negerinya? Mungkin dia menyangka bahwa Allah ta'ala hanya ada di Makkah saja.
Di dalam Al-Qur'an, Allah ta'ala lebih dekat dari urat leher kita, yang memahami Al-Qur'an akan hati-hati dalam lisan, baik dalam amal. Bila kita meyakini Allah ta'ala dekat, itu jadi kunci ketaatan dan ibadah. Bila kita bermaksiat, mungkin kita belum menyadarinya. Maka akal selamat, hati bersih, lisan santun dan amal salih. Inilah perwujudan tauhid, keyakinan bahwa Allah ta'ala itu segala-galanya. Bahwa Allah ta'ala itu dekat, Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Menyaksikan. Itulah kunci bersegera taat syariat-Nya, kunci menghamba pada-Nya. (Ustadz Felix Siauw; 21 April 2015 M, pukul 7 : 51 WIB).
Maka kunci ibadah adalah meyakini kehadiran Allah ta'ala, dalam setiap ibadah, dan meyakini bahwa kita akan kembali dan berjumpa dengan Allah ta'ala.
Maka seorang wanita yang meyakini sholatnya dilihat Allah ta'ala. maka khusyuklah sholatnya, maka menutup aurat baginya mudah. Tapi bila wanita itu merasa Allah ta'ala hanya melihat dirinya saat sholat saja, maka selepas sholat, kembali dia ringan mengumbar auratnya. Padahal Allah ta'ala senantiasa melihatnya, dan Allah ta'ala tak pernah lalai. Namun sebagian besar wanita, salah kaprah, cuek dan tetap abai.
Saat seorang lelaki menyadari Allah ta'ala dekat saat didepan Ka'bah, maka senantiasa dia patuhi kewajiban dan menjauhi larangan dari Allah ta'ala. Mengapa lelaki ini kembali maksiat saat pulang ke negerinya? Mungkin dia menyangka bahwa Allah ta'ala hanya ada di Makkah saja.
Di dalam Al-Qur'an, Allah ta'ala lebih dekat dari urat leher kita, yang memahami Al-Qur'an akan hati-hati dalam lisan, baik dalam amal. Bila kita meyakini Allah ta'ala dekat, itu jadi kunci ketaatan dan ibadah. Bila kita bermaksiat, mungkin kita belum menyadarinya. Maka akal selamat, hati bersih, lisan santun dan amal salih. Inilah perwujudan tauhid, keyakinan bahwa Allah ta'ala itu segala-galanya. Bahwa Allah ta'ala itu dekat, Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Menyaksikan. Itulah kunci bersegera taat syariat-Nya, kunci menghamba pada-Nya. (Ustadz Felix Siauw; 21 April 2015 M, pukul 7 : 51 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar