Kamis, 06 Juli 2017

Qalbun Salim

Note Trip. Kali ini aku ingin berbagi cerita. Sekira tahun 2010 di sebuah musholla kecil di kabupaten Magelang seorang bapak-bapak sepuh memberiku nasehat.
"Ingatlah nak syarat utama untuk bisa masuk surga adalah "Qolbun Salim", hati yang selamat dari semua kotoran yang mengotorinya, Hati Bening.", begitu tutur beliau membuka nasehat.
Kemudian beliau melanjutkan nasehatnya.
Ingatlah saat Rasullullah ﷺ bersama-sama para Sahabat selesai melaksanakan sholat, tetiba Beliau ﷺ bersabda bahwa sebentar lagi akan datang seseorang yang akan dijamin masuk surga oleh الله سبحانه وتعالى. Kemudian lewatlah seseorang (sebut saja dia Fulan) yang kemudian berlalu di depan kerumunan Rasulullah dan para sahabat.
Keesokan harinya, Rasullullah ﷺ juga mengatakan hal yang sama, dan kemudian muncul orang yang sama dengan hari kemarin. Kejadian inipun berulang sampai 3 hari berturut-turut. Sahabat Abdullah bin Amr pun penasaran terhadap amalan apa yang biasa dilakukan oleh si Fulan sehingga Rasullullah ﷺ pun tiga kali menyerukan bahwa ia adalah seorang yang dijamin masuk surga.
Rasa penasaran inipun membuat Sahabat Abdullah Bin Amr kemudian mendatangi rumah si Fulan. Ketika Sahabat Abdullah Bin Amr mengetuk pintu Fulan dan dibukakannya pintu itu, Sahabat Abdullah Bin Amr kemudian mengatakan bahwa dirinya saat itu sedang ada sedikit masalah dengan ayahnya dan berjanji tidak ingin menemui ayahnya sampai 3 hari kedepan dan kemudian meminta ijin untuk bisa menginap di rumah si Fulan sampai 3 hari kedepan, dan si Fulan pun mengijinkan.
Selama 3 hari itu sahabat Abdullah Bin Amr memperhatikan setiap perbuatan si Fulan. Dan tidak ditemukan satu pun ibadah istimewa yang dilakukan oleh Fulan, sholat tahajud pun jarang dilakukan, kecuali Fulan selalu berdzikir ketika tidurnya terganggu di tengah malam dan kemudian mengubah posisi tidurnya, dan inipun dilakukannya setiap fulan bangun tidur.
Tiga hari sudah sahabat Abdullah Bin Amr menginap di rumah Fulan, sebelum berpamitan sahabat Abdullah Bin Amr menceritakan semuanya kepada Fulan, bahwa sebenarnya ia sedang tidak bertengkar dengan ayahnya, dan keadaan baik-baik saja. Beliau juga bercerita bahwa ia melakukan ini semua karena ingin tahu ibadah khusus apa yang Fulan lakukan sehingga Rasullullah menjaminnya masuk surga dan Rasullullah ﷺ katakan hal tersebut sampai 3 kali. Dan selama menginap tidak mendapati Fulan melakukan ibadah khusus apapun.
Kemudian dengan segala kerendahan hatinya fulan kemudian berkata : “Aku memang tidak punya amalan atau ibadah yang istimewa, aku hanya tidak mempunyai rasa benci, iri, dengki kepada semua orang”

Dari kisah dalam hadits tersebut nak ambillah intisari yang dapat kita teladani, bahwa si Fulan ialah seorang Ahli Masjid, lantaran ia termasuk orang yang memakmurkan masjid dengan segala aktifitas ibadah. Si Fulan selalu Khuznudzon atau berbaik sangka, terlihat dari perbuatan Fulan yang langsung mengijinkan sahabat Abdullah Bin Amr menginap dirumahnya selama 3 hari tanpa ada rasa curiga. Si Fulan bukan orang yang suka Tajazzuz (mencari-cari tahu), ketika mendengar cerita sahabat Abdullah Bin Amr yang sedang bermasalah dengan ayahnya, fulan tidak serta merta menanyakan dengan detail mengenai masalah yang dihadapi, ini adalah salah satu sifat fulan yang tidak suka tajazzuz. Si Fulan selalu bangun dalam keadaan berdzikir. Si Fulan tidak suka berkata yang sia-sia dan tidak perlu. Si Fulan tidak memiliki sifat benci, iri, dengki kepada orang lain. Alhamdulillah kembali teringat nasehat indah dari orang shalih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar