Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah
(2) : 274, Allah ta'ala menasehati orang beriman untuk menafkahkan harta dijalan Allah ta'ala kapanpun ;
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُم
بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ
رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhan-nya. Dan mereka tiada takut dan tiada (pula) berduka cita. (274).
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. 2 : 274) berkenaan dengan orang-orang yang meng-infaq-kan kudanya (untuk perang fi sabilillah). (HR. at-Tabarani dan Ibnu Abi Hatim).
Dalam suatu riwayat yang bersumber Ibnu Musayyab radhiyallahu anhu dikemukakan bahwa ayat ini (QS. 2 : 274) turun berkenaan dengan Abdurrahman bin 'Auf bin 'Utsman bin 'Affan رضي الله عنهما yang memberi derma kepada "Jaisyul 'Usrah" (pasukan yang dibentuk di musim paceklik) untuk perang Tabuk. (HR. Ibnu Mundzir).
Tafsir Ayat
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhan-nya. ...". Hati mereka terbuka terus, dan pintu rumah mereka terbuka, dan pundi-pundi uang mereka pun terbuka. Malam ataupun siang. Diapun memberikan secara rahasia kepada yang patut menerimanya, ataupun secara terang-terangan karena patut terang-terangan. Namun jiwanya ialah jiwa yang selalu ingin memberi, sebab jiwa itu telah digembleng oleh iman. Dan Tuhan menguatkan semangatnya. ".... Dan mereka tiada takut dan tiada (pula) berduka cita". Karena hatinya yang lapang lantaran iman, duniapun lapang didepannya. Di dalam dia tidak takut akan miskin karena dermawan, sebab tiap-tiap yang dibelanjakannya itulah merupakan keyakinannya yang sebenarnya kekayaannya. Yang masih belum dibelanjakan, belumlah tentu jadi kekayaannya. Dan dia tidak akan berduka cita, sebab Tuhan berdaulat dalam hatinya, dan pintu syurga jannatun-na'im selalu terbuka menunggu kedatangannya.
Al-hasil, tidaklah dapat berkumpul dalam hati seorang mukmin diantara iman dengan bakhil. Dan bakhil adalah alamat yang sangat nyata daripada kosongnya iman. Sebab itu didiklah danpenuhilah diri dengan iman akan al-Qur'an, bukan dengan kitab yang lain.
Dalam suatu riwayat yang bersumber Ibnu Musayyab radhiyallahu anhu dikemukakan bahwa ayat ini (QS. 2 : 274) turun berkenaan dengan Abdurrahman bin 'Auf bin 'Utsman bin 'Affan رضي الله عنهما yang memberi derma kepada "Jaisyul 'Usrah" (pasukan yang dibentuk di musim paceklik) untuk perang Tabuk. (HR. Ibnu Mundzir).
Tafsir Ayat
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhan-nya. ...". Hati mereka terbuka terus, dan pintu rumah mereka terbuka, dan pundi-pundi uang mereka pun terbuka. Malam ataupun siang. Diapun memberikan secara rahasia kepada yang patut menerimanya, ataupun secara terang-terangan karena patut terang-terangan. Namun jiwanya ialah jiwa yang selalu ingin memberi, sebab jiwa itu telah digembleng oleh iman. Dan Tuhan menguatkan semangatnya. ".... Dan mereka tiada takut dan tiada (pula) berduka cita". Karena hatinya yang lapang lantaran iman, duniapun lapang didepannya. Di dalam dia tidak takut akan miskin karena dermawan, sebab tiap-tiap yang dibelanjakannya itulah merupakan keyakinannya yang sebenarnya kekayaannya. Yang masih belum dibelanjakan, belumlah tentu jadi kekayaannya. Dan dia tidak akan berduka cita, sebab Tuhan berdaulat dalam hatinya, dan pintu syurga jannatun-na'im selalu terbuka menunggu kedatangannya.
Al-hasil, tidaklah dapat berkumpul dalam hati seorang mukmin diantara iman dengan bakhil. Dan bakhil adalah alamat yang sangat nyata daripada kosongnya iman. Sebab itu didiklah danpenuhilah diri dengan iman akan al-Qur'an, bukan dengan kitab yang lain.
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 87 - 88.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 83-84.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 65 - 66.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 87 - 88.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 83-84.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 65 - 66.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar