Jumat, 14 April 2017

Allah ta'ala Pelindung Orang Beriman

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 257, Allah سبحانه وتعالى  menasehati orang beriman bahwa Allah ta'ala-lah pelindung mereka, dalam firman-Nya :

اللَّـهُ وَلِىُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ أُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ

Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir itu pelindung-pelindung mereka ialah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (257).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari 'Abdah bin Abi Lubabah dikemukakan bahwa awal ayat tersebut diatas (QS. 2 : 257) sampai dengan "ilannur", ditujukan kepada mereka yang beriman kepada Isa dan setelah Muhammad ﷺ diutus  mereka pun beriman juga kepadanya. (HR. Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Mujahid dikemukakan bahwa ayat tersebut diatas (QS. 2 : 257) ditujukan kepada kaum yang beriman kepada Isa dan yang tidak iman kepadanya. Setelah Nabi Muhammad ﷺ diutus, yang beriman kepada Isa kufur kepada Muhammad ﷺ dan yang kufur kepada Isa iman kepada Muhammad ﷺ. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat 
"Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; ...". Apabila iman telah subur, kepercayaan kepada Allah dipelihara, dijadikan didikan, disyari'atkan dan dimajukan, maka Allah sendirilah yang akan memimpin ummat beriman itu. Sebab iman kepada Allah Yang Tunggal, tidak memberi tempat buat mempercayai yang lain. Hubungan yang langsung dengan Allah tidak memakai perantara, menyebabkan jiwa mendapat sinar selalu dari Ilahi. "...; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). ...".  Sebab iman kepada Allah itu membawa terbukanya akal. Iman membawanya tunduk kepada syari'at Ilahi dan peraturan-Nya. Iman menimbulkan ukhuwah Islamiyah dan menyuburkan hidup berjamaah. Iman menimbulkan masyarakat yang bercorak Islam. ".... Dan orang-orang yang kafir itu pelindung-pelindung mereka ialah setan ...". Di dalam ayat ini setan adalah pelanggar batas (thaghut). Pemimpin seperti itu pastilah membawa dari tempat yang terang kembali kepada gelap. "... yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan. ...". Kita akan dapat pula merasakan suasana kufur itu dalam suatu negeri yang dalam statistik disebut daerah Islam, tetapi pimpinan mereka adalah thaghut. Cahaya terang kian lama berganti dengan gelap-gulita. Fitnah banyak, hasad-dengki, perzinaan, kecabulan dan kemaksiatan. Kalau perwalian Allah telah diganti dengan perwalian thaghut, niscaya padamlah suluh, kembali gelap dan ".... Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya". Itulah akibat yang wajar dari jiwa yang telah gelap, yang telah kehilangan pedoman, sehingga meraba-raba, merumbu-rumbu, sebab telah putus hubungan dengan bimbingan yang lurus. Azab nerakalah ujung dari perjalanan itu.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 85.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 77.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 25 - 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar