Di dalam al-Qur'an Surat az-Zumar (39) : 3 ; الله سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa :
أَلَا لِلَّـهِ الدِّينُ
الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ
أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى
اللَّـهِ زُلْفَىٰٓ إِنَّ اللَّـهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ
فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ
اللَّـهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
Ketahuilah hanya bagi Allah agama yang suci. Dan orang-orang yang mengadakan pelindung-pelindung selain-Nya (berkata); "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka lebih mendekatkan kami kepada Allah." Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka mempersilahkannya. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang yang dia dusta lagi sangat ingkar.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang dikemukakan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, bahwa ayat ini (QS. az-Zumar : 3) turun berkenaan dengan tiga suku bangsawan; "Amir, Kinanah dan Bani Salamah, yang menyembah berhala dan menganggap bahwa malaikat itu puteri-puteri Allah, serta penyembahan terhadap berhala-berhala hanyalah untuk menghampirkan diri kepada الله سبحانه وتعالى.
Ayat ini (QS. az-Zumar : 3) turun sebagai penegasan dari الله سبحانه وتعالى bahwa ucapan mereka itu hanyalah dusta belaka dan kedustaannya itu akan dibuktikan kelak di akhirat.
Ayat ini (QS. az-Zumar : 3) turun sebagai penegasan dari الله سبحانه وتعالى bahwa ucapan mereka itu hanyalah dusta belaka dan kedustaannya itu akan dibuktikan kelak di akhirat.
Tafsir Ayat
أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Maksudnya, tiada suatu amal pun yang diterima kecuali yang dikerjakan oleh pelakunya dengan niat ikhlas hanya karena Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Bahwa yang dimaksud ialah persaksian yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Allah.
Kemudian الله سبحانه وتعالى memberitahukan tentang alasan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala, bahwa mereka mengatakan :
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.
Yakni sesungguhnya hal yang mendorong mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah karena berhala-berhala tersebut mereka pahat dengan rupa malaikat-malaikat yang terdekat (dengan Allah) menurut dugaan mereka. Lalu mereka sembah patung-patung itu yang mereka anggap sebagai malaikat-malaikat.yang terdekat, agar malaikat-malaikat tersebut mau meminta pertolongan bagi mereka di sisi الله سبحانه وتعالى untuk menolong mereka, memberi mereka rezeki, dan melepaskan dari mereka perkara duniawi yang menimpa diri mereka. Adapun terhadap hari kemudian, maka mereka mengingkari dan kafir terhadapnya.
Kekeliruan semacam inilah yang sengaja dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa silam dan masa sekarang. Lalu datanglah kepada mereka para rasul yang menolak keyakinan seperti ini, melarangnya, serta menyeru mereka untuk memurnikan penyebaran hanya kepada الله سبحانه وتعالى semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh orang-orang musyrik dari diri mereka sendiri. Allah tidak mengizinkan hal itu, tidak merestuinya, bahkan murka terhadapnya dan melarangnya.
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka (kelak di hari kiamat) tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Yakni kelak Allah akan memutuskan perkara di antara semua makhluk-Nya pada hari mereka dikembalikan, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Maksudnya, الله سبحانه وتعالى tidak menunjuki mereka ke jalan hidayah, yaitu orang-orang yang tujuannya dusta dan mengada-adakan kebohongan terhadap الله سبحانه وتعالى serta hatinya kafir kepada ayat-ayat-Nya, juga ingkar kepada hujah-hujah dan bukti-bukti yang jelas dari-Nya. Kemudian الله سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa Dia tidak beranak, tidak seperti apa yang dikira oleh orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum musyrik yang mengira bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, juga tidak seperti yang diduga oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani terhadap Uzair dan Isa.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 425.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 911.
Ibnu Katsir Online
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 425.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 911.
Ibnu Katsir Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar