Diantara sunnatullah yang terjadi adalah Dia menjadikan manhaj bagi setiap agama dan golongan yang membedakan dengan yang lainnya. Allah berfirman yang artinya, “Bagi setiap kalian Kami jadikan syariat dan manhaj” (QS. al-Maaidah-48). Dan berikut adalah pokok terpenting dari manhaj salaf Ahlu Sunnah wal Jamaah.
(1) Berdakwah kepada tauhid dan memperingatkan umat dari bahaya kesyirikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “maka hendaklah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah agar mereka menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun” (Muttafaqun ‘alaihi)
(2) Berpegang teguh kepada sunnah dan berdakwah kepada sunnah dan memperingatkan umat dari bid’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad) , “Hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan” (HR Abu Dawud).
(3) Jelas, tegas dan menyeluruh dalam beragama (kaffah). Allah berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah dalam Islam secara kaffah” (al Baqarah: 208)
(4) Membedakan diri dari tukang pembuat bid’ah dan orang-orang fasik serta memperingatkan manusia dari bergaul dengan mereka, “Seorang itu tergantung agama teman dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa kau berkawan dekat” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
(5) Santun dan lemah lembut dalam berdakwah kepada manusia, bahkan kepada orang-orang yang menentang. Allah berfirman yang artinya, “Maka karena rahmat Allah lah kamu bisa berlemah lembut kepada mereka” (Ali Imran: 159)
(6) Memahami agama ini sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi radhiallahu ‘anhum. Allah berfirman yang artinya, “Apabila mereka beriman seperti kalian (para sahabat) beriman, maka sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk” (al Baqoroh: 137)
(7) Bersemangat menyatukan barisan umat Islam dan menyatukan kalimat mereka. Allah berfirman yang artinya, “Dan bepegangteguhlah kalian kepada agama Allah dan janganlah berpecah belah” (Ali Imran: 103)
(8) Memperingatkan agar jangan menyandarkan diri kecuali pada manhaj sahabat. Allah berfirman artinya, “Dan yang mengikuti jalan selain jalannya orang mukmin (para sahabat –pent), Kami akan palingkan dia ke mana dia mau berpaling, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (an Nisaa: 115)
(9) Memperingatkan umat dari bid’ah dan kesesatan. Allah berfirman yanga artinya, “Maka hati-hatilah terhadap mereka yang menyelisihi perintahNya, kelak akan ditimpakan kepada mereka fitnah dan akan menimpa mereka azab yang sangat pedih (an Nuur: 63)
(10) Beramal dengan ilmu yang dimiliki, bersungguh-sungguh melaksanakan ketaatan, senantiasa berusaha membersihkan jiwa dari segala kotoran. Allah berfirman yang artinya, “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampun kepadaNya atas dosa-dosamu” (Muhammad: 19)”
Syaikh Nawwaf bin Muhammad al-Salim, Da’i, Imam dan Khatib di Kementrian Waqaf Kuwait. Pengajar di Jurusan Teknologi. (Twitter : @NawwafAlsalem) - Twit Ulama
(1) Berdakwah kepada tauhid dan memperingatkan umat dari bahaya kesyirikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “maka hendaklah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah agar mereka menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun” (Muttafaqun ‘alaihi)
(2) Berpegang teguh kepada sunnah dan berdakwah kepada sunnah dan memperingatkan umat dari bid’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad) , “Hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan” (HR Abu Dawud).
(3) Jelas, tegas dan menyeluruh dalam beragama (kaffah). Allah berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah dalam Islam secara kaffah” (al Baqarah: 208)
(4) Membedakan diri dari tukang pembuat bid’ah dan orang-orang fasik serta memperingatkan manusia dari bergaul dengan mereka, “Seorang itu tergantung agama teman dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa kau berkawan dekat” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
(5) Santun dan lemah lembut dalam berdakwah kepada manusia, bahkan kepada orang-orang yang menentang. Allah berfirman yang artinya, “Maka karena rahmat Allah lah kamu bisa berlemah lembut kepada mereka” (Ali Imran: 159)
(6) Memahami agama ini sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi radhiallahu ‘anhum. Allah berfirman yang artinya, “Apabila mereka beriman seperti kalian (para sahabat) beriman, maka sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk” (al Baqoroh: 137)
(7) Bersemangat menyatukan barisan umat Islam dan menyatukan kalimat mereka. Allah berfirman yang artinya, “Dan bepegangteguhlah kalian kepada agama Allah dan janganlah berpecah belah” (Ali Imran: 103)
(8) Memperingatkan agar jangan menyandarkan diri kecuali pada manhaj sahabat. Allah berfirman artinya, “Dan yang mengikuti jalan selain jalannya orang mukmin (para sahabat –pent), Kami akan palingkan dia ke mana dia mau berpaling, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (an Nisaa: 115)
(9) Memperingatkan umat dari bid’ah dan kesesatan. Allah berfirman yanga artinya, “Maka hati-hatilah terhadap mereka yang menyelisihi perintahNya, kelak akan ditimpakan kepada mereka fitnah dan akan menimpa mereka azab yang sangat pedih (an Nuur: 63)
(10) Beramal dengan ilmu yang dimiliki, bersungguh-sungguh melaksanakan ketaatan, senantiasa berusaha membersihkan jiwa dari segala kotoran. Allah berfirman yang artinya, “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampun kepadaNya atas dosa-dosamu” (Muhammad: 19)”
Syaikh Nawwaf bin Muhammad al-Salim, Da’i, Imam dan Khatib di Kementrian Waqaf Kuwait. Pengajar di Jurusan Teknologi. (Twitter : @NawwafAlsalem) - Twit Ulama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar