Jumat, 15 Juli 2016

Gembong Zionis Anjurkan ‘Penculikan’ Warga Palestina

Menteri Pendidikan ‘Israel’ Naftali Bennett
BAYT LAHM, Ahad (Ma’an News Agency): Gembong partai Rumah Yahudi yang juga menjabat Menteri Pendidikan Naftali Bennett menganjurkan pemerintahnya menculik warga Palestina demi mendapatkan pembebasan dua warga sipil ‘Israel’ dan “jasad” dua serdadu yang ditahan di Jalur Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Darom, Bennett membahas masalah pembebasan para tawanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengembalikan warga Yahudi Avraham Mengistu dan Hisham al-Sayed, serta “jasad” Hadar Goldin dan Oron Shaul, dua serdadu yang dianggapnya tewas saat agresi ‘Israel’ atas Gaza pada 2014.
“Saya konsisten selama bertahun-tahun: menentang semua kesepakatan yang tidak seimbang dalam membebaskan para ‘teroris’, dan khususnya sebagai pertukaran dengan jenazah,” demikian Times of Israel mengutip perkataan Bennett. Menurut The Jerusalem Post, Bennett  menganjurkan untuk menculik warga Palestina demi membebaskan serdadu-serdadu Zionis yang “tewas” dan warga Yahudi yang hilang.
“Kita harus melakukan apa yang ‘Israel’ pernah lakukan,” katanya. “Yang pernah kita lakukan dalam situasi seperti ini adalah kita harus pergi dan menculik pihak lain, dan menciptakan pengaruh baru terhadap pihak lain, ketimbang membebaskan lebih banyak ‘teroris’.”
Masih belum jelas dari pernyataan Bennett tersebut apakah ia menganjurkan penculikan warga Palestina untuk digunakan sebagai alat tawar pertukaran dengan warga ‘Israel’, atau sebagai taktik intimidasi guna memaksa pihak yang menahan warga ‘Israel’ di Gaza untuk membebaskan mereka.
Tidak jelas pula apakah Bennett mendesak pemerintah ‘Israel’ menahan lebih banyak lagi warga Palestina yang kini sekitar 7.000 orang ditahan di penjara-penjara ‘Israel’, atau terus perlakukan mereka tanpa proses hukum termasuk memperbanyak eksekusi di jalanan.
Bennett terkenal dengan retorika hasutannya terhadap warga Palestina. Segera setelah sejumlah serangan yang menewaskan dua warga ‘Israel’ pekan lalu, termasuk bocah berusia 13 tahun, dan tiga warga Palestina, Bennett menganjurkan sejumlah tindakan yang dikecam oleh kelompok-kelompok HAM sebagai hukuman kolektif.
Tindakan-tindakan yang disarankan itu –banyak yang diterapkan– termasuk meningkatkan pembangunan permukiman ilegal Yahudi; menghancurkan properti warga Palestina; kontrol penuh militer Zionis atas keseluruhan Tepi Barat; menutup kampung-kampung halaman warga Palestina yang dituduh melakukan penyerangan; menahan anggota keluarga yang disangka melakukan penyerangan; memutus internet dan akses seluler distrik Al-Khalil, Tepi Barat.
Hingga kini penjajah Zionis masih menahan setidaknya tujuh jenazah warga Palestina yang tewas oleh pasukan Zionis sejak Oktober lalu. Pihak keluarga warga Palestina yang tewas itu masih belum mendapat kepastian tentang kapan jenazah-jenazah itu akan dibebaskan untuk dimakamkan.* (Ma’an News Agency | Sahabat Al-Aqsha | Foto: AFP/Menahem Kahana)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar