Jumat, 20 Mei 2016

Sang Bijak Lurus Mulia

TIME TUNNEL. Perjalanan Lorong Waktu untuk bertemu dan menuntut ilmu pada sahabat mulia Abu Darda' r.a. selalu menumbuhkan kerinduan yang tak terperi. Bagi sahabat Abu Darda' r.a. ; "Kebaikan bukanlah karena banyaknya harta dan anak-pinakmu tetapi kebaikan yang sesungguhnya ialah bila semakin besar rasa santunmu, semakin bertambah banyak ilmumu, dan kamu berpacu menandingi manusia dalam mengabdi kepada Allah ta'ala !".
Dikisahkan suatu ketika Yazid bin Mu'awiyah putera sang Khalifah pernah melamar anaknya dan ditolaknya. Ia tidak hendak menerima lamaran tersebut. Kemudian putrinya dilamar oleh salah seorang Muslim yang shaleh tetapi hidupnya hanya berkecukupan saja, maka dinikahkanlah putrinya tersebut. Lihatlah alasan sang sahabat mulia Abu Darda' r.a.; "Bagaimana kiranya nanti dengan si Darda' bila ia telah dikelilingi para pelayan dan inang pengasuh dan terpedaya oleh kemewahan istana, dimanakah letak agamanya waktu itu..?".
Inilah kebijaksanaan insan berjiwa lurus dengan hati mulia, semua kesenangan harta benda dunia yang sangat diingini nafsunya dan didambakan kalbunya. Dengan sifat wara' ini ia bukan hendak lari dari kebahagiaan, malah berjalan ia sebaliknya. Karena kebahagiaan sejati ialah menguasai dunia bukan dikuasai dunia. Bila manusia hidup dalam batas bersahaja dan sederhana, dan mereka menggunakan hakikat dunia hanya sebagai jembatan yang akan menyeberangkan nya ke kampung halaman nan abadi, maka ia akan memperoleh kebahagiaan sejati yang lebih sempurna dan agung.
-----------------
Inspirasi :
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Bandung, Cetakan keduapuluh 2006, Bab "Abu Darda'", halaman 391-404.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar