Jumat, 01 April 2016

Sebab Tidak Bisa Dijadikan Alasan

Penyebab mabuk yang paling kuat adalah mendengarkan suara nyanyian, yang bisa dilihat dari dua sisi. Pertama; karena di dalam jiwanya muncul kenikmatan yang kuat, memenuhi akal. Kedua; karena nyanyian itu menggerakkan jiwa untuk membayangkan orang yang dicintai, dalam keadaan seperti apapun, sehingga dengan gerakan jiwa ini muncul kerinduan dan bayangan orang yang dicintai, hadir di dalam hati dan pikirannya. Disamping itu ada pula kenikmatan yang besar seakan memenuhi akal. Sehingga ada paduan kenikmatan alunan nyanyian dan kenikmatan kepiluan hati. Oleh karena itu banyak para pecandu nyanyian yang mengiringi kenikmatan ini dengan regukan khamr, agar mabuk karena minuman keras, cinta, suara musik dan nyanyian saling melengkapi. Dengan begitu mereka mendapatkan kenikmatan yang tidak didapatkan dari yang lain.
Khamr merupakan santapan jiwa, sedangkan nyanyian merupakan santapan ruh. Apalagi jika ada ungkapan kata-kata yang menghadirkan sosok orang yang dicintai dan menggambarkan keadaan dirinya. Syair nyanyian yang merdu terpadu dengan resapan makna yang pas dengan keadaan dirinya. Keterpaduan ini lebih banyak menghasilkan kenikmatan daripada masing-masing diantara keduanya berdiri sendiri. Kenikmatan ini mampu menguasai jiwa, ruh dan badan, lalu menghantarkan ke puncak mabuk.
Lalu bagaimana dengan orang yang beralasan dengan sebab-sebab ini, lalu berkata ; "Apa yang muncul dari sebab-sebab itu adalah ketetapan takdir, bukan merupakan inisiatif?".
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.

Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 123-124.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar