Kamis, 07 April 2016

Aku Mencintaimu ya Rasulullah !

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam haditsnya, bahwasanya Rasulullah ﷺ berkata kepada Anas bin Malik : "Wahai, anakku! Jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari di hatimu tidak ada sifat khianat pada seorangpun, maka perbuatlah"
Kemudian Beliau ﷺ berkata kepadaku lagi : "Wahai, anakku! Itu termasuk sunnahku. Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga"

Tanda cinta adalah mengikuti dan meniru gerak-geriknya yang dicintai, karena suatu rasa kagum, suka, sayang, rindu, haru, bercampur jadi satu. Mencintai Rasulullah Muhammad ﷺ berarti membenci apa yang beliau benci dan menyukai apa yang beliau sukai, menyampaikan apa yang beliau sampaikan dan berdiam dalam hal yang beliau diamkan, mencegah yang beliau cegah, dan memerintahkan apa yang beliau perintahkan. Mencintai Rasulullah Muhammad ﷺ berarti mengikuti jalan beliau, berkorban sebagaimana beliau, melanjutkan misi beliau dalam mendakwahkan Islam ketengah-tengah ummat akhir zaman, dan mati di jalan yang beliau pilih, ialah jalan dakwah. Mencintai Rasulullah Muhammad ﷺ berarti menahan lisan dari kekasaran sebagaimana beliau mencontohkan lisan yang baik, bahkan pada Yahudi dan Nasrani yang mengejeknya, menahan laknat dan cela sebagaimana Rasulullah ﷺ meneladankan walau saat itu beliau bisa melakukannya, namun beliau lebih memilih sifat pemaaf. Mencintai Rasulullah Muhammad ﷺ berarti mencintai ummatnya, tanpa berharap apapun selain ridha Allah Swt, dan membersamai ummatnya berdakwah mengembalikan cara hidup Rasulullah ﷺ berdasarkan syariat Islam, syariat agung yang dulu pernah dicontohkan orang yang paling kita cintai melebihi bapak dan ibu kita, bahkan diri kita sendiri, yaitu Muhammad ﷺ .

Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina, maulana, habibina, Muhammad wa 'ala aalihi wa ashabihi ajmain.

(Ustadz Felix Siauw, 4 Januari 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar