Kamis, 03 Maret 2016

Yahudi Membenci Jibril

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 97 - 98, Allah ta'ala berfirman :

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّـهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah, "Siapa saja yang menjadi musuh Jibril, maka sesungguhnya Jibril itu telah menurunkan al-Qur'an ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang beriman". (97).

مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ اللَّـهَ عَدُوٌّ لِّلْكٰفِرِينَ
Barangsiapa yang menjadi msuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (98).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayatdari asy-Syu'bi, as-Suddi dan Qatadah mengemukakan bahwa suatu hari Umar bin Khattab datang kepada Yahudi, yang ketika itu sedang membaca taurat. Umar bin Khattab kaget, karena isinya membenarkan apa yang disebut di dalam al-Qur'an. Ketika itu berlalulah Nabi ﷺ dihadapan mereka, dan berkatalah Umar kepada yahudi : "Aku minta agar engkau menjawab pertanyaanku ini dengan sungguh-sungguh dan jujur, "Apakah kamu tahu bahwa sesungguhnya beliau itu Rasulullah?" Guru mereka menjawab : "Memang benar kami tahu bahwa sesungguhnya beliau itu Rasulullah". Umar berkata: "Mengapa kamu tidak mau mengikutinya?" Mereka menjawab : "Ketika kami bertanya tentang penyampai kenabiannya, Muhammad mengatakan "Jibril". Dialah musuh kami yang menurunkan kekerasan, kekejaman, peperangan dan kecelakaan". Umar bertanya : "Maialikat siapa yang biasa diutus kepada nabimu?" Mereka menjawab : "Mikail, yang menurunkan hujan dan rahmat". Umar bertanya : "Bagaimana kedudukan mereka itu disisi Tuhannya?". Mereka menjawab : "Yang satu di sebelah kanan-Nya dan yang lain disebelah kiri-Nya". Umar berkata : "Tidak sepantasnya Jibril memusuhi pengikut Mikail, dan tidak patut Mikail berbuat berbuat baik dengan musuh Jibril. Sesungguhnya aku percaya bahwa Jibril, Mikail dan Tuhan mereka akan berbuat baik kepada siapa berbuat baik kepada mereka, dan akan berperang kepada siapa yang mengumumkan perang kepada mereka". Kemudian Umar mengejar Nabi ﷺ untuk menceritakan hal itu. Tetapi sesampainya pada Nabi ﷺ, beliau bersabda : "Apakah engkau ingin aku membacakan ayat yang baru turun kepadaku?" Umar menjawab : "Tentu saja ya Rasulullah". Kemudian beliau membaca "Qul man kaana 'aduwwal li jibriila fa innahuu nazzalahuu 'alaa qalbika bi idznillaahi mushaddiqal li maa baina yadaihi wa hudaw wa busyraa lil mu'miniin. Man kaana 'aduwwal lillaahi wa malaa-i-katihii wa rusulihii wa jibriila wa miikaala fa innallaaha 'aduwwul lil kaafiriin" (QS. 2 : 97-98). Umar berkata : "Ya Rasulullah ! Demi Allah, saya tinggalkan kaum yahudi tadi dan menghadapmu justru untuk menceritakan apa yang kami percakapkan, tetapi rupanya Allah telah mendahului saya". (HR. Ishaq bin Rahawih, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 97. "Katakanlah, "Siapa saja yang menjadi musuh Jibril, maka sesungguhnya Jibril itu telah menurunkan al-Qur'an ke dalam hatimu dengan seizin Allah; ...". Ayat ini lanjutan dari tamparan Tuhan yang terdahulu terhadap orang yahudi. Mereka mengatakan hanya mau percaya kepada kitab yang diturunkan kepada mereka saja dan tidak mau percaya kepada kitab yang turun di belakang itu. Menurut satu riwayat bahwa setelah salah seorang pemuka mereka bernama Abdullah bin Shuria pernah bertanya kepada nabi s.a.w. malaikat yang mana yang menurunkan al-Qur'an kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah menjawab bahwa yang membawanya dari Tuhan ialah malaikat Jibril. Terus dengan serta merta Abdullah bin Shuria itu berkata bahwa mereka tidak mau percaya al-Qur'an, karena Jibril yang membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tetapi jika malaikat Mikail yang membawanya mereka akan beriman. Orang bani israil, musuh dengan Jibril. Karena Jibril pernah menyampaikan bahwa Baitil Maqdis satu waktu kelak akan hancur. Dan memang hancurlah Baitil Maqdis.
Hancurnya Baitil Maqdis setelah israil diserang dan dihancurkan Bukhfunashr (Nabukadneshar) raja Babil, dan orang-orang yahudi ditawan serta dibawa ke negeri Babil beribu-ribu orang banyaknya.
Terlepas dari sebab turunnya ayat dalam kitab-kitab tafsir namun suatu hal nyata bahwa mereka orang yahudi tidak senang dengan Jibril, mengapa masih saja membawa wahyu baru lagi, padahal Taurat sudah cukup. Mengapa datang lagi kepada seorang Nabi yang bukan bani israil, sehingga martabat bani israil menjadi direndahkan, sebab sudah ada pula nabi lain dari bangsa lain, yaitu bangsa Arab.
Padahal wahyu yang dibawa Jibril bukan kehendaknya sendiri, dia hanya menjalankan tugas dari Allah untuk menyampaikan ke dalam hati Muhammad. "...; membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, ...". Pokok is al-Qur'an itu tidak berselisih dengan isi kitab Taurat, bahkan bersetuju, yaitu menegakkan Tauhid hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. "..., dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang beriman". Dan bagi orang beriman, al-Qur'an itu menjadi petunjuk dan membawa kabar yang menggembirakan, bahwa iman dan amal shalih yang mereka perbuat akan memberikan kehidupan bahagia di akhirat kelak.
QS. 2 : 98. "Barangsiapa yang menjadi msuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir". Meskipun mereka hanya menyebut memusuhi Jibril, itu berarti mereka telah memusuhi Allah. Barangsiapa memusuhi Rasul Allah, baik Muhammad atau siapapun Rasul yang lain, berarti mereka memusuhi Allah. Demikian juga terhadap Jibril atau Mikail. Meskipun mulut mereka tidak menyebut memusuhi Allah. Baik Rasul ataupun malaikat, satupun tidak ada yang memegang kuasa. Mereka hanya suruhan. Tanggung jawab ada pada Allah semua dan mutlak. dan akhirnya dengan tegas Allah menyatakan permusuhan terhadap orang-orang yang kafir kepada malaikat-malaikat-Nya dan Rasul-rasul-Nya.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 332 - 335.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 29 - 32.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar