Kamis, 10 Maret 2016

Yahudi itu Ingkar

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 99 - 101, Allah ta'ala membuat perumpamaan dalam firman-Nya :

وَلَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ءَايٰتٍۭ بَيِّنٰتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَآ إِلَّا الْفٰسِقُونَ
Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat (tanda-tanda) yang terang; dan tidak ada yang ingkar kepadanya melainkan orang-orang yang fasik. (99).

أَوَكُلَّمَا عٰهَدُوا۟ عَهْدًا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٌ مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah setiapkali mereka berjanji dengan suatu perjanjian, segolongan mereka melemparkannya (melanggarnya)? Bahkan kebanyakan mereka tidak beriman. (100).

وَلَمَّا جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ اللَّـهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ كِتٰبَ اللَّـهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi kitab melemparkan kitab Allah (Taurat) ke belakang punggungnya, seolah-olah mereka tidak mengetahui. (101).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Abdullah bin Shuria (Ibnu Shuria) berkata kepada Nabi s.a.w. : "Hai Muhammad ! Tuan tidak memberitahukan tentang apa-apa yang telah kami ketahui, dan Allah tidak menurunkan ayat yang jelas kepada tuan". Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (QS. 2 : 99) sebagai bantahan terhadap ucapannya. (HR. Ibnu Abi Hatim).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 99. "Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat (tanda-tanda) yang terang; ...". Ayat-ayat ialah perintah, suruhan dan larangan, peraturan dan perbandingan serta ajakan buat berpikir. Semuanya diturunkan dengan jelas dan dengan keterangan yang cukup, tidak ada yang mendatangkan ragu. Kalau orang sudi berpikir dan menggunakan akal, pastilah al-Qur'an diterima dengan baik. "...; dan tidak ada yang ingkar kepadanya melainkan orang-orang yang fasik". Orang fasik ialah yang keluar dari jalan yang benar, sehingga keterangan betapapun jelasnya, tidak mau masuk lagi ke dalam jiwa, karena diri telah dipenuhi oleh kefasikan, kesesatan dan kedurjanaan.
QS. 2 : 100. "Dan apakah setiapkali mereka berjanji dengan suatu perjanjian, segolongan mereka melemparkannya (melanggarnya)? Bahkan kebanyakan mereka tidak beriman". Inilah satu ayat tamparan yang jitu. Berkali-kali mereka telah memperbuat perjanjian dengan Allah, dengan perantaraan Rasul Allah, Musa a.s., pemimpin mereka sendiri, dan tertulis bunyi perjanjian itu di dalam kitab yang mereka pegang setia; maka berkali-kali pula mereka mungkir janji, meskipun mereka mengatakan  bersedia memegang hukum Taurat. Sekarang datang utusan Tuhan yang baru; isi seruannya adalah memperkuat yang dahulu itu. Maka apakah akan berulang lagi laku yang lama? Diperbuat janji yang baru, lalu segolongan memungkirinya lagi dan melemparkan saja janji itu?.
QS. 2 : 101. "Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah ...". Yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang diturunkan kepadanya Wahyu, "... yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, ...". sama-sama berisi ajaran Tauhid, menghormati ibu-bapa, melarang zina dan mencuri, mengasihi sesama manusia, menyuruh mengasihi keluarga, anak yatim dan fakir miskin, menyuruh berlaku baik kepada sesama dan memperkuat ibadah sholat dan berzakat.  "..., sebagian dari orang-orang yang diberi kitab melemparkan kitab Allah (Taurat) ke belakang punggungnya, seolah-olah mereka tidak mengetahui". Mereka diberi kitab Taurat, tetapi melemparnya ke belakang punggung mereka, seolah-olah tidak ada Rasul Allah yang bernama Muhammad dan al-Qur'an. Yang ada hanyalah orang Arab yang bernama Muhammad, adalah Arab biasa.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 335 - 336.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 32 -33.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 27 - 28.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar