Rabu, 10 Februari 2016

Sudah‬ Takdirnya Begini

Takdir bukanlah alasan untuk membenarkan maksiat, karena manusia diberi kekuatan dan kehendak.
Sebagian kaum LGBT berkata; "Aku sudah ditakdirkan begini, jadi aku gak salah dong". Demikian katanya; ucapan yang menyerupai ucapan kaum musyrikin..

Allah berfirman ;
 
سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلا ءَابَاؤُنَا وَلا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلا تَخْرُصُونَ

Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apa pun". Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta. (QS. Al-An'am : 148).

Bila beralasan dengan takdir dalam masalah maksiat boleh, akan hancur semua syariat dan peraturan. Pelanggaran tidak boleh diberi sanksi karena sudah takdir katanya. Hukum-hukum pidana tidak boleh ditegakkan, karena sudah takdir katanya. Entah dimana akal mereka.

Abu Yahya Badru Salam  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar