Sabtu, 20 Februari 2016

Numberless as Grains of Sands

"Berperanglah atas nama Allah. Perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah. Berperanglah dan janganlah melampaui batas dan berkhianat. Janganlah mencincang. Janganlah membunuh anak-anak!" (THR. Tirmidzi).

 Kutipan kalimat yang sangat aku sukai di bab 8 dari buku "Muhammad Al-Fatih 1453"-nya Felix Y. Siauw, halaman 129, "Tepat pada 6 April 1453, Sultan Mehmed II beserta iringan pasukan pengawalnya terlihat. Sultan mengorganisir pasukannya, kemudian maju bergerak kearah dinding kota. Kira-kira 1,5 km dari kota, ia berhenti, kemudian mengimami pasukannya sholat Jum'at dan meminta kemudahan pada Allah untuk menaklukkan Konstantinopel. Tentu saja, setiap mata tentara pertahanan kota bergidik ngeri ketika melihat pemandangan ini. Sultan membentuk barisan sholat sepanjang 4 km membentang dari pantai Marmara di selatan hingga selat Golden Horn di utara. Semua bergerak dan diam dengan hanya satu kalimat; takbir. Bagi penduduk Konstantinopel, mungkin inilah kali pertama terjadi dalam tanah mereka, sebuah pertunjukkan keimanan oleh pasukan Muslim, dari ujung ke ujung pandangan mata mereka. Sphrantzes sang penasehat kaisar Constantine menyampaikannya dalam rangkaian kata; "his army seemed as numberless as grains of sands, spreed .... across the land from shore to shore". (Pasukannya terlihat laksana banyaknya butiran pasir, menyebar .... sepanjang pantai ke pantai."
----------------------------
Muhammad Al-Fatih 1453; Felix Y. Siauw; Penerbit : Al-Fatih Press, Jakarta Utara; Cetakan ke-7, Juni 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar