Minggu, 03 Januari 2016

Tuntunan Rasulullah Ketika Beranjak Tidur dan Bangun

Di dalam buku "Mukhtashar-Zadul Ma'ad" karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah pada halaman 9-10, menuturkan bahwa terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidur diatas kasur, terkadang di atas kulit yang sudah disamak, terkadang di atas tikar, terkadang di atas tanah, terkadang di atas dipan dan terkadang di atas kain hitam. Ubbad bin Tamim meriwayatkan dari pamannya, dia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbaring di masjid dengan meletakkan salah satu kaki diatas kaki yang lain". (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika beranjak ke tempat tidurnya maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan do'a; "Bismikallahumma ahya wa amutu"  (Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati). (HR. Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzy).
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjajarkan kedua telapak tangannya lalu meniupnya seraya mengucapkan surat al-Iklas, al-Falaq dan an-Nas. Setelah itu beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengusapkan telapak tangan ke seluruh tubuh yang memang bisa diusapnya, dimulai dari bagian kepala, lalu ke wajah lalu ke bagian tubuh. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam melakukan hal ini tiga kali. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidur pada lambung kanan (dalam posisi miring ke kanan), meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan. Jika bangun tidur beliau mengucapkan; "Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin-nusyur" (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami dan kepada-Nya tempat kembali) (HR. Bukhary, Muslim dan at-Tirmidzy).
Setelah itu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersiwak. Terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membaca sepuluh ayat dari akhir surat Ali Imraan.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam biasa tidur pada awal malam dan bangun pada akhir malam. Tapi terkadang juga tidak tidur pada awal malam karena melayani kemaslahatan orang-orang Muslim. Mata beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidur tapi hati beliau tidak tidur. Jika beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidur, tak seorang pun membangunkan beliau, sehingga beliau sendiri yang bangun.
-----------------------------
Inspirasi :
Tarjamah Riadhus Shalihin 2, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 348.
Mukhtashar-Zadul Ma'ad, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Penerbit Pustaka Azzam Jakarta, cetakan pertama, Pebruari 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar