Selasa, 05 Januari 2016

Mengenal Nabi Isa 'Alaihi Salam

Proses kelahirannya diceritakan dalam firman Allah :
وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis), (QS. Maryam [19] : 16)
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَآ إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. (QS. Maryam [19 ] : 17).
قَالَتْ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa" . (QS. Maryam [19] : 18)
قَالَ إِنَّمَآ أَنَا۠ رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا
Dia (Jibril) berkata, "Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci". (QS. Maryam [19] : 19)
قَالَتْ أَنّٰى يَكُونُ لِى غُلٰمٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
Dia (Maryam) berkata, "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!". (QS. Maryam [19] : 20)
قَالَ كَذٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُ ۥ ٓ ءَايَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا
Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan". (QS. Maryam [19] : 21)
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِۦ مَكَانًا قَصِيًّا
Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (QS. Maryam [19] : 22)
فَأَجَآءَهَا الْمَخَاضُ إِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا
Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan". (QS. Maryam [19] : 23)
فَنَادٰىهَا مِنْ تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. (QS. Maryam [19]: 24)
 
وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS. Maryam [19] : 25)

Dari firman Allah diatas, diterangkan bahwa Nabi Isa terlahir bukan di musim dingin karena kurma akan masak dimusim panas dan air sungai masih mengalir, sedangkan pada musim dingin dia akan beku.

Dari ‘Ubadah bin Shomit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
“Barang siapa mengucapkan ‘saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki”. (HR. Muslim no. 149)

Nabi Isa 'alaihi salam tidaklah dibunuh ataupun di salib, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa ta'ala ;
 
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا
dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah." Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan 'Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) 'Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya, (QS. An-Nisaa' [4] : 157)

Terus, kemanakah Nabi Isa? Jawabannya ada di ayat selanjutnya.
 
بَل رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Tetapi Allah telah mengangkat 'Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. An-Nisaa' [4] : 158)

Di ayat lain Allah berfirman :
 
إِذْ قَالَ اللَّهُ يٰعِيسٰىٓ إِنِّى مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوٓا إِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۖ ثُمَّ إِلَىَّ
مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah), ketika Allah berfirman, "Wahai 'Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan". (QS. Ali 'Imran [3] : 55)

Tepatnya ada dilangit kedua sebagaimana hadits Rasulullah ketika melakukan perjalanan Isra Mi'raj ;
 
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ فَرَكِبْتُهُ فَسَارَ بِي حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ فَرَبَطْتُ الدَّابَّةَ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ فِيهَا الْأَنْبِيَاءُ
Dari Anas bin Mâlik radiallahu anhu, sesungguhnya Rasûlullâh saw bersabda: "Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanya. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitul Maqdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi.
 
ثُمَّ دَخَلْتُ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عليه السلام بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ قَالَ جِبْرِيلُ أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ ثُمَّ عُرِجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ جِبْرِيلُ قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ فَقِيلَ وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِآدَمَ فَرَحَّبَ وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ

ثُمَّ عُرِجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ وَمَنْ مَعَكَ قَالَ مُحَمَّدٌ فَقِيلَ وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ قَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِابْنَيْ الْخَالَةِ يَحْيَى وَعِيسَى فَرَحَّبَا وَدَعَوَا لِي بِخَيْرٍ

Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa. Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku. (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; dan lafal hadits ini berdasarkan Imam Muslim).

Dan siapakah yang dibunuh dan disalib oleh orang yahudi dan romawi? Berikut ini beberapa atsar tentang tata cara (proses) pengangkatan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam ke langit. Ibnu Abi Hatim rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia bercerita :” Ketika Allah hendak mengangkat ‘Isa ‘alaihissalam ke langit, dia (‘Isa) keluar menemui para Shahabatnya, sedangkan dalam rumah tersebut ada dua belas orang dari mereka –maksudnya dari kalangan Hawariyun/para penolong dan pembelanya- maka dia keluar menemui mereka dari mata air (sumber air) di dalam rumah dalam keadaan kepalanya meneteskan air, lalu berkata:’ Sesungguhnya di antara kalian ada yang akan kufur kepadaku dua belas kali setelah beriman kepadaku.’ Kemudian dia berkata lagi:’ Siapakah di antara kalian yang mau diserupakan denganku lalu ia terbunuh menggantikan posisiku dan ia bersamaku (di Surga), sederajat denganku?’ Maka bangkitlah seorang laki-laki yang paling muda usianya di antara mereka (untuk menyatakan kesiapannya). Maka dia (‘Isa) berkata kepadanya:’ Duduklah’ Kemudian dia mengulangi pernyataannya kepada mereka, lalu pemuda itu pun bangkit lagi, dan dia (‘Isa) berkata kepadanya:’Duduklah’ kemudian dia pun mengulangi ucapannya kepada mereka dan si pemuda itu pun bangkit lagi, lalu berkata:’ Aku’. Maka ‘Isa ‘alaihissalam berkata kepadanya:’Engkaulah orang itu’. Maka diserupakanlah ia (wajahnya) dengan ‘Isa ‘alaihissalam, dan diangkatlah ‘Isa ke langit melewati lubang (di atap) rumah tersebut.”
Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata lagi:”Lalu datanglah pencarian dari orang-orang Yahudi terhadapnya (‘Isa), lalu merekapun menangkap orang telah diserupakan tadi, membunuhnya dan menyalibnya. Maka kafirlah sebagian mereka dua belas kali setelah sebelumnya beriman. Dan terpecah belahlah mereka menjadi tiga kelompok, satu kelompok (di antara mereka) mengatakan:’Dahulu Allah ada di tengah-tengah kita (bersama kita), kemudian Dia naik ke langit.’ Dan mereka adalah al-Ya’qubiyyah. Kelompok yang lain mengatakan:’Dahulu anak Allah bersama kami selama waktu yang Dia kehendaki kemudian dia diangkat oleh Allah ke sisi-Nya’ Dan mereka adalah an-Nasthuriyyah. Kelompok yang lain mengatakan:’Dahulu di tengah-tengah kami (bersama kami) ada hamba Allah dan rasul-Nya selama waktu yang Allah kehendaki kemudian Allah mengangkatnya ke sisi-Nya’ Dan mereka adalah kaum Muslimin. Lalu kedua kelompok yang kafir (dua kelompok pertama) bahu-membahu memerangi kelompok Muslim dan membunuh mereka. Dan Islam tidak lagi muncul hingga Allah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
------------------------------------
Tema dakwah : Isa 'Alaihi Salam VS Dajjal
Pemateri: Ustadz Abu Jundi
Lokasi: Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Tanggal: Ahad, 24 Shafar 1437H (6 Desember 2015M)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar