Kamis, 28 Januari 2016

Mengalahkan Hujjahmu !

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 76, Allah ta'ala berfirman :

وَإِذَا لَقُوا۟ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ قَالُوٓا۟ أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ اللَّـهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَآجُّوكُم بِهِۦ عِندَ رَبِّكُمْ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman !". Dan apabila mereka berada sesama mereka, mereka berkata, "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (umat Muhammad) tentang apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu. Apakah kamu tidak mengerti?". (76).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dari Mujahid dikemukakan bahwa nabi s.a.w. pada peperangan Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas penghianatan  mereka, beliau bersabda : "Hai saudara-saudara kera (lihat QS. 2 : 65) !, Hai saudara-saudara babi (lihat QS. 5 : 60) !, Hai penyembah thaghut !. Para pemimpin Bani Quraizah berkata kepada kaumnya : "Siapa yang memberi tahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujjah kalian?" Maka turunlah ayat ini (QS 2 : 76) yang menegaskan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat kepada nabi Muhammad s.a.w. (HR. Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa apabila kaum yahudi bertemu dengan orang-orang mukminin mereka (kaum yahudi) berkata : "Kami percaya bahwa sahabatmu itu utusan Allah, akan tetapi diutusnya hanya kepadamu saja". Apabila bertemu dengan teman-teman mereka, mereka berkata : "Janganlah kamu memperbincangkan masalah ini (kerasulan) dengan orang-orang Arab, karena kamu dahulu pernah meminta kepada Allah agar mendapat kemenangan terhadap orang-orang Arab dengan kebesaran utusan yang akan datang (Muhammad), sedang kenyataannya utusan itu dari golongan mereka". Maka Allah turunkan ayat (QS. 2 : 76) sebagai penjelasan atas kelakuan kaum yahudi. (HR. Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain dari as-Suddi dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. 2 : 76) tentang orang-orang yahudi yang beriman, kemudian jadi kaum munafiq. Dahulu diwaktu mereka beriman, mereka sering mendatangi kaum mukminin bangsa Arab dengan membawa berita yang biasa mereka perbincangkan. Setelah jadi munafiq mereka berbicara diantara satu sama lainnya : "Mengapa kamu beritahukan tentang kutukan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka (kaum mukminin) dapat berkata : "Kami lebih dicintai Allah dan lebih mulia daripada kamu". (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 76. "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman !".". Terlihat jelas jiwa yang ragu dan lemah. Kebenaran Islam dengan semangat yang baru itu tidak dapat dihalangi lagi, tetapi mereka berat melepaskan yang lama. Sebab itu mereka terpaksa bermuka manis kepada orang-orang yang telah beriman, dan mereka mengaku beruiman pula untuk menjaga diri atau "melihat angin". Soal tenaga buat menghalanginya tidak ada lagi. "... Dan apabila mereka berada sesama mereka, mereka berkata, "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (umat Muhammad) tentang apa yang telah diterangkan Allah kepadamu,...". Timbullah bisik-bisik, namun meskipun diantara kita telah ada yang mengaku beriman pula, untuk menjaga diri sekali-kali jangan dibukakan kepada mereka isi kitab kita yang sebenarnya, yang telah dibukakan Tuhan Allah kepada kita sejak dahulu, bahwa memang akan ada Nabi akhir zaman, yang kita telah berjanji dengan Tuhan akan mematuhi syari'at Nabi itu jika dia datang.
Apakah rahasia itu akan kamu sampaikan kepada mereka? ; "..., supaya mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu. Apakah kamu tidak mengerti?". Bagaimana pun rapat pergaulan orang-orang yang menganut keimanan baru, pengikut Muhammad itu, namun rahasia kitab kita jangan dibuka, karena kalau mereka tahu hal itu tentu berkata kepada kita ; "Kalau sudah seterang itu tersebut dalam kitab kamu, mengapa kamu tidak juga benar-benar percaya?" Sebab itu hendaklah kamu waspada, bila berdebat dengan Muhammad dan pengikut-pengikutnya itu. Apakah kamu tidak mengerti bahwa kalau rahasia itu terbuka akan membawa celaka bagi kita dan meruntuhkan kedaulatan agama kita? Pusaka turun-temurun nenek moyang kita? Bagi mereka (orang yahudi) hal itu dipandang rahasia. Bagi Tuhan tidak ada yang dapat mereka rahasiakan.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 305. 
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 25 - 26.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 20 - 21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar