Kamis, 14 Januari 2016

Iman itu Rumpunan Jiwa

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 44, Allah ta'ala dengan keras menegur kita sebagai orang beriman, meskipun ayat ini ketika diturunkan sesungguhnya ditujukan bagi kaum bani israil;

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Mengapa kamu menyuruh manusia mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri (terhadap kewajiban), padahal kamu membaca al-kitab (Taurat). Tiadakah kamu berfikir? (44)

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (QS. 2 : 44) tentang kaum Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata kepada mantunya, kaum kerabatnya dan saudara sesusunya yang telah masuk agama Islam, "Tetaplah kamu pada agama yang kamu anut (Islam) dan apa-apa yang diperintahkan oleh Muhammad karena perintahnya benar". Ia menyuruh orang lain berbuat baik, tapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya.
Ayat ini (QS. 2 : 44) sebagai peringatan kepada orang yang melakukan perbuatan seperti itu. (HR. al-Wahidi dan ats-Tsa'labi)

Tafsir Ayat
QS. 2 : 44. "Mengapa kamu menyuruh manusia mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri (terhadap kewajiban), padahal kamu membaca al-kitab (Taurat). Tiadakah kamu berfikir?. Teguran keras ini adalah kepada pemuka-pemuka Yahudi dan pendeta-pendeta mereka. Mulut mereka keras mempertahankan agama untuk dipakai oleh orang lain, adapun untuk diri mereka sendiri, tidak usah diperso'alkan. Inilah penyakit pemuka-pemuka mereka pada waktu itu.
Dengan keras mengoyak mulut mempertahankan apa yang mereka katakan agama, padahal sudah tinggal hanya mempertahankan kata (textbook), tetapi tidak ada faham mereka sama sekali akan maksud. Faham menjadi sempit. Tuhan telah menegur bahwa iman yang sebenarnya adalah iman yang tumbuh dari hati sanubari. Sebab jika ayat ini tertentu kepada pemuka Yahudi pada mulanya, namun dia telah direkam dalam al-Qur'an untuk mengingatkan kita. Jangan sampai kita membacanya, lalu Yahudi yang terbayang dihadapan kita. Ingatlah bahwa Islam sendiripun akan runtuh dari dalam, kalau iman sudah hanya jadi hafalan mulut, tidak rumpunan jiwa.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 246. 
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 24.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar