- Cari info demo. Info ada di internet, seperti twitter, facebook atau situs online. Twitter resmi Polri juga bisa diintip karena tiap demo resmi harus ada ijin lebih dulu.
- Siapkan alat. Siapkan kantong anti air untuk ponsel, jika hujan atau diguyur water canon polisi. Pakai sepatu, jangan sandal, agar mudah lari jika rusuh. Bawa odol untuk mengolesi pinggiran mata agar tak perih saat terkena gas air mata. Bawa minuman di botol agar mudah tersimpan.
- Kenali Korlap. Koordinator lapangan bisa memuluskan masuk kekerumunan massa tanpa takut disangka intel atau provokator. Biasanya mereka yang bukan peserta aksi akan diusir saat ada orasi.
- Dekati objek. Para pendemo biasanya serius dengan tuntutannya, jadi tak akan masalah jika difoto dari jarak dekat. Tujuannya agar gambar terekam detil dan baik.
- Tangkap emosinya. Cari ekspresi wajah pendemo yang ekspresif dan emosional, karena hasilnya akan sangat menarik.
- Potret banyak frame. Semua aksi berlangsung cepat, jadi ambil foto sebanyak-banyaknya, baru nanti dipilih. Kalau ada, aktifkan fitur continuous shooting. Tentu saja kamu harus bawa kartu memori yang besar.
- Bersiap jika kacau. Perhatikan posisi saat berdiri membidik pendemo. Perkirakan kalau saja nanti ada kekacauan, kamu harus tetap bisa memotret dengan baik.
- Potret dua hal. Objek orang di latar depan dan belakang berupa tulisan, jika disatukan dalam satu bingkai foto, akan lebih menarik dan bisa bercerita lebih banyak.
- Potret keriuhan. Dari jarak agak jauh, potret keseluruhan peserta agar tergambar betapa besarnya kerumunan massa yang ikut aksi.
- Potret pertengkaran. Ekspresi keributan antara pihak polisi dan pendemo, bisa menjadi foto yang be menarik.
---------------
Tabloid Sinyal No. 198?Thn X, 23 Mei - 5 Juni 2014, halaman 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar