Minggu, 29 November 2015

Kebaikan dan Kesalahan

Seringkali kudengar kau bicara tentang orang yang bersalah. Seolah-olah dia bukan orang kerabat, tapi asing bagimu. Seseorang yang hadir diduniamu bagai duri pengganggu.
Tetapi aku berkata kepadamu,bahwa orang bijaksana dan paling keramatpun tak mungkin lebih unggul derajatnya daripada percik api tertinggi, yang bersemayam tersembunyi dalam setiap pribadi.
Yang jahat dan paling lemah watakpun, tak mungkin jatuh lebih hina dari unsur terendah manusia yang juga bersarang dalam dirimu.
Dan karena sehelai daunpun tak dapat menguning tanpa sepengetahuan seluruh pohon, walau diam-diam.
Demikian pulalah si Salah tak dapat berbuat tanpa keinginan. Nafsu sekalian manusia walau terpendam, Laksana iring-iringan kalian berjalan, sekaligus perintis jalan itu sendiri, dan apabila orang diantaramu sampai jatuh tersandung, kejatuhan itu demi kebaikan mereka yang dibelakang. Sebuah peringatan adanya batu yang menghalang; Ya bahkan diapun telah tersungkur demi kebaikan yang berjalan didepan, karena meskipun mereka melangkah lebih tegap dan lebih mantap, namun telah alpa menyingkirkan batu perintang jalan.
Orang yang tertipu tidak sepenuhnya suci dari sebab perbuat penipu, dan orang yang jujur tak seluruhnya bersih dari sebab perbuatan si Curang. Bagi mereka yang tanpa salah,serta tanpa noda.
Tak dapat kita pisahkan antara yang adil dengan yang zalim, antara kebaikan dan kejahatan, sebab keduanya tergelar dihadapan wajah sang mentari. Ibaratnya benang tenun hitam putih suci, bersamaan membentuk kain,dan apabila sesekali putuslah benang hitam, penenun mestilah memeriksa seluruhnya, alat penenun pun juga diteliti.
Semuanya teranyam dalam jalinan mesra dijantung bumi yang diam.
Dan kau yang berhasrat memahami keadilan, betapa kau akan mengerti, tanpa meninjau segala perbuatan... …………....?
-----------------------------
#570

Tidak ada komentar:

Posting Komentar