Senin, 23 November 2015

Hilangnya Rasa Manis Munajah

Seorang santri bertanya kepada Syaikhnya, "Berapa kali kita durhaka kepada Allah dan Dia tidak menghukum kita?"
Maka Syaikh menjawab, "Berapakali Allah menghukummu sedangkan kamu tidak mengetahuinya? Bukankah dihilangkan darimu rasa manis munajah kepada-Nya? Tidak ada cobaan yang lebih besar menimpa seseorang dari kerasnya hati. Sesungguhnya hukuman yang paling besar dan mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik. Bukankah telah berlalu hari-harimu tanpa bacaan Al Quran? Bukankah telah berlalu malam-malam yang panjang sedangkan engkau terhalang dari shalat malam? Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, enam hari syawwal, sepuluh hari dzulhijjah, dan lainnya. Sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya. Hukuman mana lagi yang lebih banyak dari ini? Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan? Tidakkah engkau merasa lemah dihadapan hawa nafsu dan syahwat? Bukankah engkau diuji dengan cinta harta, kedudukan dan popularitas? Hukuman mana yang lebih banyak dari itu? Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah, namimah dan dusta? Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu? Bukankah akhirat dilupakan dan dunia dijadikan sebagai tujuan utama? Ini adalah tipuan, tidaklah itu semua kecuali bentuk hukuman dari Allah. Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Allah yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak, kesehatan. Sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati. Maka, mintalah keselamatan kepada Allah dan mintalah ampunan untuk dosamu. Sesungguhnya seorang hamba diharamkan taufik untuk melakukan keta'atan karena sebab dosa yang menimpanya. (Hijab Alila).   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar