Kamis, 17 November 2016

Waspada Tipudaya Munafiq

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 204, Allah ta'ala memberi peringatan kepada hamba-Nya yang beriman untuk berhati-hati dengan tipudaya kaum munafiq dan kehidupan dunia dalam firman-Nya :

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّـهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
Dan diantara manusia ada yang sangat menakjubkanmu perkataannya tentang kehidupan dunia dan dipersaksikannya kepada Allah apa yang ada dalam hatinya, padahal dia adalah penantang yang paling keras. (204)

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu'Abbas radhiyallahu anhuma dikemukakan bahwa ketika pasukan Muslimin (diantaranya terdapat 'Ashim dan Murtsid) terdesak, berkatalah kedua orang kaum munafiq, "Celakalah mereka yang terpedaya oleh ajakan Muhammad sehingga terbunuh, yang akibatnya tidak merasakan hidup tentram lagi bersama keluarganya, ataupun melanjutkan tuntunan ajaran agamanya". Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (QS. 2 : 204) sebagai peringatan kepada kaum Muslimin agar tidak tertarik oleh bujukan manis dan kehidupan keduniaan. (HR. Ibnu Abi Hatim).
Menurut riwayat lain yang bersumber dari as-Suddi radhiyallahu anhuma dikemukakan bahwa al-Akhnas bin Syariq (seorang anggota komplotan Zukhra yang memusuhi Rasulullah) datang kepada Nabi ﷺ mengutarakan maksudnya untuk masuk Islam dengan bahasa yang sangat menarik, sehingga Nabi sendiri mengaguminya. Di kala pulang dari Rasulullah, ia melewati kebun dan ternak kaum Muslimin. Ia bakar tanamannya dan bunuh ternak-ternaknya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 204), untuk mengingatkan kaum Muslimin akan bahaya tipudaya mulut manis. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 204. "Dan diantara manusia ada yang sangat menakjubkanmu perkataannya tentang kehidupan dunia ...". Kata-kata sebagian manusia akan menarik, pandai membawa diri, seakan-akan dia mengerti atau menaruh perhatian akan segala soal-soal penting. Seakan-akan dia turut memikirkan keselamatan manusia. Seakan-akan dia mempunyai maksud-maksud dan cita-cita yang baik. "... dan dipersaksikannya kepada Allah apa yang ada dalam hatinya, ...". Bahwa dia bermaksud jujur. "..., padahal dia adalah penantang yang paling keras". Orang munafiq, manis mulutnya kata-kata, karenanya orang menjadi tertarik, mempersaksikan dengan nama Allah seolah dia jujur. Padahal dalam hati sanubari tersimpan rasa dendam dan permusuhan.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 67 - 68.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 147 - 148.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 57.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar