Minggu, 11 Oktober 2015

Sekretaris Nabi

TIME TUNNEL. Selepas perjalananku di masa duka, tak henti-hentinya pandanganku terlepas dari kaum muda disekeliling jasad suci. Selepas memperhatikan Abdullah bin Umar, kini pandanganku tertuju pada Zaid bin Tsabit yang usianya berkisar 20 tahunan lebih.
Pada waktu Rasulullah  ﷺ berhijrah ke Madinah usianya baru 11 tahun dan ia seorang Anshar. Bersama keluarganya ia bersahadat dan berkahlah bagi Zaid bin Tsabit karena Rasulullah berkenan mendo'akannya.
Saat terjadi perang Badr dan Uhud rengekannya bersama Abdullah bin Umar untuk menjadi Mujahid ditolak Rasulullah  ﷺ. Tetapi pada perang Khandaq (5 H) mereka diperkenankan menjadi prajurit pembela agama Allah.
Sebagai seorang muslim yang beriman dan tumbuh dalam lingkungan madrasah Nabawiyah, ia tak hanya sebagai  pejuang, tetapi juga sebagai ilmuwan dengan bermacam bakat dan punya banyak kelebihan, dari hapalan Qur'an-nya, kemampuan menulisnya dan keahliannya mempelajari banyak bahasa asing.
Dengan keahlian bahasanya itu segala tipu daya Yahudi terhadap Rasulullah pun terpatahkan. Dan ketika Rasulullah mulai menyampaikan da'wahnya ke luar negeri secara merata, dan mengirimkan surat-surat kepada raja-raja dan kaisar-kaisar dunia, maka Zaid-lah yang tampil melaksanakan tugas surat menyurat Rasulullah.
Pada masa itu, tidak banyak yang hafal Qur'an lalu mencatat atau menuliskannya. Beberapa sahabat yang dianugerahi kemampuan baca-tulis dan hafalan selain Zaid bin Tsabit adalah Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka'ab, Abdulah bin Mas'ud dan Abdullah bin Abbas.
------------------------------------
Inspirasi :
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Bandung, Cetakan keduapuluh 2006.
Zaid bin Tsabit (Seri 10 Sahabat Cilik Rasul Muhammad), Rina Novia, Penerbit Zikrul Hakim Jakarta Timur 13220, Catakan pertama, Syawal 1430 H / September 2009 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar