Sabtu, 31 Oktober 2015

Nanti

Nanti, sebuah kata yang mengganjal, membuat malas, membuat berat, membuat rusak banyak rencana. Al Hasan Al Bashri, "Jauhi olehmu nanti, karena kamu sedang berada dihari ini dan bukan dihari esok. Bila hari esok tak menjelang, kamu tak akan menyesal. Bila masih menjelang, kamu lebih mampu berbuat seperti hari ini" (Al Himam Al 'Aliyah).
"Nanti saja bertaubatnya", "Nanti saja mengajinya", "Nanti saja membacanya", "Nanti saja berhijabnya" dan lain-lain. Banyak dari kita terbuai oleh "nanti". Entah sampai kapan akan terus di buai oleh nanti. Setiap kali mendapat kesempatan, kata "Nanti" segera menghentikan keinginan. 
Abdullah bin Umar, "Bila kamu berada diwaktu pagi, jangan tunggu waktu sore. Bila berada di waktu sore, jangan tunggu waktu pagi. Ambil kesempatan sehat sebelum sakitmu dan kesempatan hidup tuk bekal kematianmu". (HR. Bukhari dan Muslim)
Nanti adalah musuh penuntut ilmu. Ia tak pernah mengenal "nanti" kecuali nanti yang bermanfaat. Bila diajak nonton sinetron, katakan, "Nanti, masih banyak buku yang belum dibaca". Bila diajak ngerumpi, katakan, "Nanti saja kalau saya udah masuk surga". Jangan sampai menunda-nunda kebaikan menjadi penghalang kita memasuki surga Allah . Semoga kita semua dapat dikumpulkan kembali di kehidupan nikmat yang kekal, surga Allah. (Hijab Alila).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar