Sabtu, 20 Juni 2015

Meniru Sahabat Rasulullah

Berkhidmat dengan perihidup para sahabat Rasulullah ﷺ yang hadir menguatkan beliau sebelum hijrah ke Madinah. Para sahabat yang lulusan madrasah Nabawiyah sejak di Mekah, selalu menghadirkan tangis haru. Sebuah ketentraman hati maha tinggi senantiasa mendapat bimbingan khsus dan do'a pribadi dari sang Nabi ﷺ.
Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما adalah salah satu gambaran sahabat itu. Ia terlahir 3 tahun sebelum hijrah pada masa Nabi ﷺ dan keluarganya diasingkan ke Syi'ib di pegunungan Mekah. Sedari kecil Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما selalu mendapat kucuran do'a dari Rasulullah ﷺ : "Ya Allah, perdalamlah ilmunya dalam agama dan ajarkanlah takwil".
Tidak mengherankan jika Rasulullah ﷺ begitu sayang kepada sepupunya ini, dan ingatlah ayahnya, 'Abbas bin Abdul-Muttalib رَضِيَ اللََّهُ عَنْه. Ketika peristiwa Aqobah pertama jelang hijrah ia berpesan kepada perwakilan penduduk Yasrib agar menjaga kemenakannya. Dan perhatikan rasa hormat Rasulullah ﷺ kepada 'Abbas pamannya. Tak pernah lepas dari memuji kebaikannya, "Ia dermawan, ia suka bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Ia pamanku dan sama dengan bapakku". Tak heran jika rasa itu pula terkucur pada sepupunya.
Mungkin rasa sayang Rasulullah ﷺ ini pula yang menggetarkan kasih sayang Allah ta'ala pada Abdullah bin 'Abbas رضي الله عنهما dengan dibukakan tabir pandangannya dapat melihat Jibril. Suatu ketika Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما melihat Rasulullah ﷺ bersama seseorang yang tak dikenalnya, lalu bertanya tentang orang itu. Nabi ﷺ bertanya : "Engkau melihatnya?". Dijawabnya : "Ya". Kata Nabi ﷺ lagi : "Dia Jibril, kalau begitu kau akan kehilangan penglihatanmu". Benar pula sabda Rasulullah ﷺ menjelang masa akhir hayatnya ia jadi buta.
Sungguh tak ada yang membahagiakan menjadi seorang Muslim selain terus mendapat perhatian Allah ta'ala dan syafaat Rasulullah ﷺ kelak.
Semoga Allah ta'ala terus berikan ke-istiqomah-an padaku meniru perihidup para sahabat memegang teguh nasehat Rasulullah ﷺ dalam menta'ati Allah ta'ala.
----------------
Inspirasi :
Ali bin Abi Talib, Ali Audah, Penerbit  PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, Cetakan Ketujuh, Juni 2010, halaman 391-399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar