Rabu, 25 Februari 2015

Pasukan Terbaik Utsmani

Pasukan Yeniseri adalah pasukan yang baru memeluk Islam, pasukan militer yang direkrut dari anak-anak Kristen dan Yahudi korban perang, perekrutan ini dikenal dengan sistem devsirme (perekrutan kaum non-Muslim menjadi tentara kaum Muslim). Turki Utsmani masa Murad I dan Beyazid memberikan kesempatan kepada mereka seluas-luasnya jenjang karir militer untuk memperoleh kehormatan yang sama sebagaimana kaum Muslim. Sebagian besar mereka akhirnya memilih memeluk Islam.
Foto : FantasyLost
Divisi pasukan Yeniseri paling terkenal dalam sejarah Utsmani, karena ketakwaan dan kepiawaian mereka dalam berperang. Walaupun pada awalnya pasukan ini kerap mengadakan pemberontakan. Tetapi saat Sultan Mehmed II berkuasa beliau menambahkan sekitar 7.000 personil dari pengawal pribadinya kepada devisi Yeniseri untuk menambah loyalitas kepadanya. Sultan Mehmed II jiga menempatkan ulama disetiap barak tentaranya, untuk memastikan keikhlasan niat mereka dan kedekatan mereka kepada dzat yang Maha Memberi Kemenangan.
Untuk membangun kedekatan dan menyatukan tujuan Sultan Mehmed kerap menjamu makan dan menekankan pentingnya kedekatan diri kepada Allah ta'ala. Dan Sultan Mehmed II pun sering sholat berjamaah dengan pasukannya untuk menjaga kadar keimanan dan semangat mereka, memberikan tausiyah dan mengingatkan akan kemuliaan pasukan yang dapat menaklukkan Konstantinopel.
Pada perkembangan selanjutnya, pasukan Yeniseri direkrut dari anak-anak yang berusia 8 - 20 tahun. Kemudian mereka dikumpulkan di barak militer khusus (seperti Akademi Militer) untuk dilatih dan dibentuk menjadi tentara terbaik dengan Al-Qur'an dan ibadah ritual sebagai pelajaran wajib bagi Yeniseri Muslim. Tidak heran bila setengah pasukan Yeniseri selalu melakukan sholat tahajjud, ahli puasa dan penghafal Al-Qur'an. Selain melatih fisik dan mental. Pasukan Yeniseri juga dilatih ilmu-ilmu sains dan pada tingkatan tertentu, mereka dijuruskan berdasarkan potensi masing-masing. Dari akademi Yeniseri diharapkan terlahir tentara ataupun aparatur negara yang profesional. (Muhammad Al-Fatih 1453; Felix Y. Siauw; Penerbit : Al-Fatih Press, Jakarta Utara; Cetakan ke-7, Juni 2014, halaman 103-118).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar