Sabtu, 14 Februari 2015

3 Tiket Menuju Syurga

TIME TUNNEL. Pagi itu selepas dluha, aku masih berkutat dengan buku dan “Microsoft Word”-ku mempersiapkan materi BLOG-ku. Dan tiba-tiba screen running-text diatas mesin lorong waktu ku menyala dan bertuliskan “TIKET SYURGA”, bergegas aku mempersiapkan diri dan menuju pintu lorong waktu untuk melintasi waktu.
Dan seperti bisanya setelah keluar dari mesin lorong waktu aku sudah berada di sebuah kebun kurma tak jauh dari pasar Madinah. Segera kulangkahkan kakiku menuju pasar menemui saudara Muslim Madinah yang bekerja pada sahabat Rasulullah ﷺ, Abdurrahman bin ‘Auf untuk berbagi ilmu denganku, tetapi baru saja mendekati pinggiran kebun kurma ku lihat seseorang tengah mengaso di bawah pohon kurma. Melihat sosoknya dari kejauhan mata dan ingatanku sudah tak asing lagi. Segera aku mendekatinya.
“Assallamu ‘alaikum saudaraku.”, sapaku.
“Wa ‘alaikum sallam, saudara Muslim masa depan.”, jawabnya.
“Syukurlah kita bertemu disini, apakah kehadiranku mengganggumu?”, kataku
“Tidak, silahkan duduk dekatku.”, jawabnya.
“Aku ingin bertanya adakah Rasulullah  ﷺ bercerita tentang amal kesalehan yang mendekatkan kepada Syurga?,”, tanyaku sambil menawarinya roti panggang dan sebotol teh kemasan.
“Hmmm…..”, gumamnya seperti tengah mengingat sebuah pelajaran.
“Beberapa waktu lalu saat saudara Muhajirin Abdullah bin Mas’ud mampir ke pasar, beliau bercerita bahwa Rasullullah  ﷺ memberi nasihat kepadanya ketika beliau bertanya tentang pekerjaan yang mendekatkan kita ke syurga. Penjelasannya waktu itu antara lain ; sholat pada waktunya, berbakti pada ibu bapak dan berjihad di jalan Allah. Itulah yang aku dengar saat itu.”, jelasnya padaku.
“Terimakasih, semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita melakukan amal kesalehan yang membawa kita ke syurganya Allah.”, kataku.
“Amin….!!!”, jawabnya.
“Terimakasih, sudah berbagi nikmatnya makanan 1400 tahun lebih yang akan datang denganku”, ucapnya lagi.
“Sama-sama, semoga Allah memberkahi persaudaraan kita. Dan aku langsung saja pamit, sampai ketemu lagi lain waktu, Assallamu ‘alaikum ”, pamitku.
“Wa’alaikum sallam”, jawabnya.
-----------------
Inspirasi : Terjamah Hadits Shahih Muslim Jilid I, Penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta 1984, Cetakan kelima, Hadits Nomer 54 halaman 78-79.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar