Jumat, 24 Oktober 2014

Abdullah bin Saba'

Sudah menjadi sifat orang Yahudi menjadi penyebar isu, pembuat onar dan pelaku makar. Dan bila belum mampu melakukan balas dendam terhadap musuh-musuhnya, mereka akan berlagak sebagai teman atau bahkan sahabat secara lahir. Namun di dalam, mereka merajut benang konspirasi secara diam-diam. Seorang Yahudi dari San'a di Yaman bernama Abdullah bin Saba' pada masa pemerintahan amirul mukminin Usman bin 'Affan masuk Islam. Kemudian ia mengunjungi sejumlah kota-kota dalam kawasan Islam dengan propaganda membangkitkan kemarahan di kalangan masyarakat kepada pemerintahan amirul mukminin Usman bin 'Affan tidaklah hak, bahwa Ali bin Abi Talib-lah sang pewaris kekhalifahan.
Abdullah bin Saba' mulai menyebarkan kaki tangannya, mengirim surat ke berbagai kota dan menggalang opini publik secara diam-diam dan meng-klaim telah menguasai Madinah. Lalu ia memperluas penyebaran gerakan propagandanya di Basrah, banyak orang awam yang terpengaruh oleh seruannya itu, tetapi oleh Abdullah bin Amir ia (Abdullah bin Saba') diusir dari kota. Lalu ia pergi ke Kufah menyerukan hal yang sama, tetapi dikota ini pun ia diusir. Pergilah ia ke Syam, tetapi oleh Mu'awiyah iapun diusir juga.
Abdullah bin Saba' pun pergi ke Mesir dan menjadikannya sebagai pusat gerakannya. Dari kota ini ia mulai menyebarkan propagandanya dan mengirimkan utusan kepada pengikutnya di Basrah dan Kufah, bahwa Ali bin Abi Talib-lanh sang pewaris kekhalifahan dari Rasulullah. Kelompok ini belakangan disebut kelompok Sabi'ah atau Sabiyah (penentang amirul mukminin Usman bin 'Affan) dan kelak berkembang menjadi kaum khawarij (penentang amirul mukminin Usman bin 'Affan dan amirul mukminin Ali bin Abi Talib). Propaganda Abdullah bin Saba' mendapat sambutan dari pemimpin-pemimpin pasukan yang bermarkas di Mesir, karena pada saat itu masih berlangsung peperangan di seluruh kawasan Afrika, Aljazair dan Romawi. Dan para pemimpin pasukan itu mulai bergerak melawan gubernur Mesir, Abdullah bin Abi Sarh dan menargetkan penggulingan amirul mukminin Usman bin 'Affan. Mereka mulai menyusun rencana dengan pasukan gabungan (dari Kufah, Basrah dan Mesir) sekitar 1000 orang masuk Madinah sebagai rombongan Haji.
Gerakan ini tercium oleh amirul mukminin Usman bin 'Affan. Dan amirul mukminin Usman bin 'Affan tidak tinggal diam, diutusnya Ali bin Abi Talibmenghadang rombongan tersebut di Juhfah. Akhirnya mereka kembali ke negeri masing-masing.
Namun beberapa waktu kemudian mereka kembali lagi ke Madinah dengan rombongan yang tidak sedikit. Rupanya mereka mendapat hembusan fitnah jika mereka akan dibunuh atas dasar surat berstempel amirul mukminin Usman bin 'Affan yang ditulis oleh Marwan bin al-Hakam pegawai amirul mukminin Usman bin 'Affan. Mereka mengepung Madinah dan menuntut penyerahan Marwan bin al-Hakam dan amirul mukminin Usman bin 'Affan turun jabatan. Namun semua itu ditolak amirul mukminin Usman bin 'Affan.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Setelah tiga minggu rumah amirul mukminin Usman bin 'Affan dikepung, beliaupun dibunuh oleh kaum khawarij.
------------------------
Pustaka :
Usman bin 'Affan, Muhammad Husain Haekal, Penerbit PT Pustaka Litera AntarNusa, cetakan kedelapan, Juni 2010.
Ali bin Abi Talib, Ali Audah, Penerbit PT Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ketujuh, Juni 2010.
‘Aisyah r.a., Sulaiman an-Nadawi, Penerbit QisthiPress, cetakan ketiga Juni 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar