Sabtu, 02 Agustus 2014

DARI SAKIT SAMPAI WAFATNYA

Masa kekhalifahan Abu Bakr, bukankah merupakan salah satu keajaiban sejarah ?!. Dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan mampu menumpas gerakan murtad dan pemberontakan orang-orang Arab sepeninggal Rasulullah s.a.w. Kemudian dilanjutkan dengan pembebasan Irak dan pasukannya yang mendekati Mada'in ibukota Persia, yang juga telah membebaskan Syam dan benderanya pun berkibar di Damsyik. Dan kegiatan pengumpulan Kitabullah pun berhasil dilaksanakan. Padahal ketika khalifah Rasulullah Abu Bakr dilantik usianya mencapai umur 60 tahun, sebuah kerja keras yang pastilah mendapat taufik dan inayah dari Allah untuk orang-orang yang tulus hati dan mencintai kebenaran, dan ini pula yang tergambar dalam ukiran di cincinnya; "Sungguh Mahakuasa Allah".

Mati di Racun
Beredar cerita mengenai latar belakang kematiannya, bahwa orang-orang Yahudi telah memasukkan racun dalam makanan yang dimakan bersama-sama dengan Attab bin Asid dan Haris bin Kalidah, tetapi Haris hanya makan beberapa suap lalu berhenti, konon pengaruh racun ini sangat lambat dan membunuh orang yang memakannya setahun kemudian. Tetapi sumber cerita ini tak layak dipercaya, karena selama masa kekhalifahannya tak pernah terjadi konflik dengan orang-orang Yahudi dan sejak masa Rasulullah orang-orang Yahudi sudah dikeluarkan dari kota Madinah.

Sakit hingga wafatnya menurut ummul mukminin 'Aisyah
Menurut ummul mukminin 'Aisyah dan Abdur-Rahman bin Abu Bakr, mereka menceritakan ; Ayahnya (Abu Bakr) mulai sakit ketika pada hari yang sangat dingin ia mandi. Lalu merasa demam selama 15 hari, tidak keluar rumah untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Ia meminta Umar bin Khattab mengimami sholat kaum Muslimin. Selama itu pula pikirannya tertumpu pada nasib kaum Muslimin, teringat akan perbedaan pendapat antara Muhajirin dan Anshar di Saqifah Banu Sa'idah sesaat Rasulullah wafat. Dan selama kepemimpinannya semua orang Arab telah ikut berjuang di Irak dan Syam, dan sedang menghadapi Persia dan Rumawi. Andai ia berpulang dan mereka berselisih maka akan menjalar tak hanya batas-batas Saqifah Banu Sa'idah saja tetapi sampai ke Mekah dan Ta'if, dan mungkin merembet ke Yaman. Permasalahan dunia lebih besar bencananya dan lebih mudah menyulut api fitnah. Bagaimana cara mencegah bahaya tersebut itu yang menjadi pikiran Abu Bakr.
Membuat perhitungan dengan dirinya sendiri atas apa yang diperbuat sejak memegang pimpinan umat. Sejak sakitnya itu pula perasaannya akan datangnya ajal begitu kuat terasa. Dan beliau merasa gembira, merasa puas, karena ia telah mencapai usia ketika Rasulullah s.a.w. berpulang ke rahmatullah, dan beliau merasa sudah melaksanakan kewajibannya kepada Allah.
----------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 363 - 365.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar