Jumat, 11 Juli 2014

Abu Bakr Bertekad Meneruskan Pengiriman Pasukan Usamah

Setelah ada perintah dari Abu Bakr pengiriman Usamah diteruskan selesai pelantikan, kaum Muslimin masih juga menggerutu. Mereka berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang tidak menyenangkan itu. Sebagian melihat adanya perbedaan pendapat yang dulu antara Muhajirin dengan Ansar dalam soal Khalifah, serta berita-berita yang masuk ke Medinah tentang warga Arab di pedalaman. Orang-orang Yahudi dan Nasrani dari hasutan mereka setelah Nabi wafat agar menyerang kaum Muslimin dan agamanya.
Mereka berkata, ditujukan kepada Abu Bakr : “Mereka itu pemuka-pemuka Muslimin dan kaulihat orang-orang Arab pedalaman itu sudah memberontak kepadamu, tidak patut kau memilah-milah jamaah Muslimin.” Tetapi Abu Bakr menjawab : “Demi nyawa Abu Bakr, sekiranya ada serigala akan menerkamku, niscaya akan kuteruskan pengiriman pasukan Usamah ini seperti yang diperintahkan Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam. Sekalipun di kota ini sudah tak ada orang lagi selain aku, pasti kulaksanakan juga.”
Disebutkan juga bahwa setelah Usamah melihat keadaan yang demikian, ia meminta kepada Umar bin Khattab agar memintakan izin kepada Abu Bakr untuk membawa pasukannya itu kembali, supaya dapat membantu Abu Bakr dalam menghadapi kaum musyrik jangan sampai menyergap kaum Muslimin. Orang-orang Ansar berkata kepada Umar : “Kalau harus juga kita meneruskan perjalanan, sampaikan permintaan kami supaya yang memimpin kita ini orang yang lebih tua usianya dari Usamah.”
Umar menyampaikan pesan Usamah itu kepada Abu Bakr. Tetapi mendengar itu Abu Bakr marah. “Sekiranya yang akan menyergapku itu anjing dan serigala,” katanya “aku tidak akan mundur dari keputusan yang sudah diambil oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam.” Mengenai pesan kaum Ansar yang meminta agar Usamah digantikan oleh orang yang lebih tua usianya, Abu Bakr melompat dari duduknya dan memegang janggut Umar seraya berkata marah : “Celaka kau Umar! Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam yang menempatkan dia, lalu aku yang akan mencabutnya?!” Ketika kemudian Umar kembali dan mereka menanyakan hasil pembicaraannya. Umar berkata : “Teruskan! Karena usul kalian itulah Khalifah Rasulullah marah kepadaku.”
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 78 - 79.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar