Minggu, 16 Februari 2014

Nikmatnya Menu di Café Musholla Asy-Syifa

Pada hari Rabu 5 Pebruari 2014 M / 5 Rabi’ul Tsani (Rabi’ul Akhir) 1435 H sampai dengan hari Senin 10 Pebruari 2014 M / 10 Rabi’ul Tsani (Rabi’ul Akhir) 1435 H, mataku tertarik untuk membaca sebuah tulisan di dalam lift gedung BPS Propinsi Jawa Tengah; “Jangan berdo’a dimudahkan dalam menjalani hidup, tetapi berdo’alah dijadikan sebagai manusia yang tangguh”, seperti itu kira-kira tertulisnya.  Dalam kurun waktu tersebut suka tidak suka pasti akan melihat tulisan itu, karena itu adalah pemandangan yang berbeda setiap kali menggunakan lift tersebut.
Sebuah kesenangan yang merindukan setiap kali berada di gedung ini, menghidupkan sholat wajib berjamaah seperti sudah menjadi kebiasaanku sejak akhir tahun 2012 setiap kali membantu kegiatan di gedung ini. Dan diawal tahun 2014 ini ternyata ada ekstra tambahan setelah sholat (meskipun dulu tahun 2012 memang sudah ada pembacaan terjemahan Riadhus-Sholihin) menikmati menu lezat di Café Musholla Asy-Syifa lantai 5 ini. Ada aneka rupa hidangan, seperti Ba’sho (PemBAcaan kitab riadhus-SHOlihin karya imam nawawi), Ba’One (pemBAcaan ONE minute terjemahan qur’an, hadits atau kata-kata hikmah) dan Cemilan (maCEM-macem bersifat insidentILAN, berupa nasehat kebaikan dari kepala-kepala bagian atau karyawan), terkadang sesekali disetiap bulannya ada menu khusus Just Sirtadz (JUST SIlaturRahmi with usTADZ, berupa majelis ilmu dengan menghadirkan ustadz sebagai pemberi materi).
Beberapa hari belakangan ini ketika aku membaca buku dengan judul “33 Masalah Agama”-nya A. Aziz Salim Basyarahil terbitan Gema Insani Press Jakarta cetakan pertama Sya’ban 1409 H – Maret 1989 M halaman 180 – 190, teringat kembali dengan tulisan di dalam lift gedung BPS Propinsi Jawa Tengah tersebut. Mungkin kalimat yang tersebut di dalam lift merespon sebuah ramalan dari hadits Rasulullah s.a.w. tentang masa depan menjelang akhir zaman; “Akan datang bagi manusia suatu zaman, hati seorang mukmin mukhlis hancur seperti cairnya garam dalam air, karena banyaknya mungkar yang dilihatnya, tetapi dia tidak mampu merubahnya.”, dan pada kesempatan lain Rasulullah s.a.w. pun meramalkan dalam hadits-nya; “Akan tiba bagi manusia suatu zaman seorang yang memegang teguh agamanya (dengan ikhlas) seperti orang yang memegang bara api.”
Ya Rabb, aku dan anak-cucuku memohon perlindungan-Mu dari kondisi zaman tersebut, jadikan kami hamba yang ikhlas dan istiqomah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar