Minggu, 12 Januari 2014

Kala Perang Uhud Menjelang

Pidato Nabi sabtu pagi sebelum perang Uhud dimulai : “Assalamu ‘alaikum saudara-saudara, kupesankan pada kalian, sebagaimana Allah berpesan kepadaku dalam kitab-Nya, untuk menaati-Nya dan menjauhkan diri dari yang diharamkan-Nya. hari ini kalian berada di suatu tempat penuh pahala. Tempat bagi yang sadar akan apa yang pasti diperolehnya, memantapkan diri untuk sabar dan yakin sepenuh hati, giat dan semangat. Sungguh, jihad melawan musuh itu sangat menyakitkan. Hanya sedikit yang sabar, yaitu mereka yang ditetapkan akan diberi petunjuk oleh Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang yang menaati-Nya, sedangkan setan bersama orang yang mendurhakai-Nya. Bukalah amalmu dengan ketabahan jihad, lalu harapkanlah janji Allah. Pegang teguhlah perintah-Nya, sebab aku sangat ingin kalian diberi petunjuk. Perselisihan, konflik dan berkecil hati adalah kelemahan. Sesungguhnya yang tidak disukai Allah dan tidak akan membawa pada kemenangan.”
“Saudara-saudara, Allah meneguhkan hatiku bahwa yang berbuat haram akan terpisah dari-Nya. barang siapa membenci perbuatan itu akan diampuni dosanya. Barang siapa bersalawat kepadaku, akan disalawati oleh Allah dan malaikat-malaikat-Nya sepuluh kali. Siapa pun yang berbuat kebaikan, muslim atau kafir, pasti akan diberi imbalan oleh Allah, baik yang langsung di dunia maupun yang ditangguhkan di akhirat. Barang siapa yang beriman kepada Allah, wajib ia mengerjakan shalat Jum’at, kecuali anak-anak, perempuan atau hamba sahaya. Barang siapa merasa tidak perlu mengerjakan shalat Jum’at, Allah pun merasa tidak perlu kepadanya. Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. Rasanya tak ada lagi amal yang mendekatkan kalian kepada Allah yang tak kuperintahkan. Tak ada lagi amal yang mendekatkan kalian ke neraka yang tak kularang. Jibril membisiki hatiku bahwa orang takkan mati sebelum terpenuhi puncak rezekinya. Takkan kurang sedikit pun, meski terlambat datangnya. Bertakwalah kepada Tuhan kalian, dan baik-baiklah mencari rezeki. Jangan karena rezeki itu lambat datang lalu kalian mencari dengan cara maksiat. Apa yang menjadi milik kita bergantung pada ketaatan kita. Telah Allah jelaskan pula kepada kalian yang halal dan yang haram. Namun, ada beberapa yang syubhat, yang banyak sekali orang tak mengetahuinya kecuali yang dijaga oleh Allah. Barang siapa meninggalkan syubhat berarti telah menjaga kehormatan diri dan agamanya. Barang siapa terperosok ke dalamnya, ia seperti menggembala di sisi padang terlarang dan hampir menerobos ke dalamnya. Ia tak akan menemukan apa pun selain padang itu. ingatlah, sesungguhnya padang terlarang Allah itu  adalah segala yang Dia haramkan. Seorang mukmin bagi mukmin lain, tak ubahnya kepala bagi tubuh; jika kepala sakit, seluruh tubuh ikut sakit. Wassalamu ‘alaikum.”

----------------------------------
Perang Muhammad, Dr. Nizar Abazhah, Penerbit Zaman, Cetakan Pertama 1432 H / 2011 M, halaman 88-90.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar