Rabu, 18 Desember 2013

ZAINAB WAFAT

Akan tetapi ketenteraman hidup masa itu tampaknya tidak begitu cerah. Pada vaktu itu Zainab putrinya sedang menderita sakit yang sangat menguatirkan sekali. Sejak ia mendapat gangguan Huwairith dan Habbar tatkala ia berangkat dari Mekah yang sangat mencemaskan hatinya dan menyebabkan ia keguguran. sejak itu kesehatannya mundur sekali, yang sampai berakhir membawa kematiannya. Dengan kematiannya itu tak ada lagi dan keturunan Muhammad yang masih hidup selain Fatimah, setelah Umm Kulthum dan Ruqayya wafat pula lebih dulu sebelum Zainab. Dengan kehilangan putrinya ini Muhammad merasa gundah sekali. Teringat olehnya, betapa lembutnya perasaan Zainab, betapa indahnya kesetiaannya kepada suaminya — Abu’l-’Ash bin’r-Rabi’ — ketika sebagai orang tawanan di Badr, ditebusnya ia dari ayahnya. Ia menebusnya, padahal ia dalam Islam sedang suaminya masih syirik, di samping begitu gigih ia memerangi ayahnya, yang kalau kemenangan itu berada di tangan Ouraisy, pasti Muhammad tidak akan dibiarkan hidup.
Semua itu teringat oleh Muhammad betapa lembutnya perasaannya, betapa indahnya kesetiaannya. Teringat pula olehnya betapa ia menderita sakit, sejak ia kembali dari Mekah sampai ia wafat. Muhammad, yang dalam kemalangan, Ia pergi ke pelosok-pelosok dan ke ujung kota, menengoki orang yang sedang sakit, ia menghibur orang yang dalam menderita. dalam kesakitan. Maka bilamana sampai pula takdir menimpa putrinya ini, setelah lebih dulu menimpa kedua saudaranya yang laki-laki tidak salah apabila ia akan sangat merasa duka, akan sangat bertambah luka di hati, meskipun dengan adanya rahmat dan kasih-sayang Tuhan kepadanya ia akan merasa sudah terhibur.
-----------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 491.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar