Kamis, 05 Desember 2013

MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN (5)

ABU SUFYAN
Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah adalah pemuka mereka yang memusuhi Muhammad. Sejak Muhammad masih di Mekah sampai kemudian hijrah ke Medinah ia tetap selalu memusuhinya. Cukup kita ingat bahwa dialah yang memimpin Quraisy dalam Perang Uhud. Setelah Quraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak : “Hari ini sebagai pembalasan Perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!” Dia juga lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq. Sebelum Uhud dan sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Muhammad dan berusaha membunuhnya. Sesudah Nabi berangkat hendak membebaskan Mekah dan Abu Sufvan juga keluar dan melihat bahwa tak mungkin pihak Mekah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlindungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu. Ketika itu Rasulullah menanya kepada Abu Sufyan : “Belum waktunyakah Anda mengetahui bahwa saya Rasulullah?” Abu Sufyan menjawab : “Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenal soal ini masih ada sesuatu dalam hati saya.”
Sesudah jawaban itu ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah pembebasan itu penduduk Mekah semua menerirna Islam, termasuk Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.

MEMPEREBUTKAN PENGARUH
Sctelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk mengungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah membuatnya lumpuh. Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakr dibaiat, ia menggunakan kesempatan untuk menyebarkan bibit-bibit fitnah. Disebutkan bahwa setelah ada kesepakatan bersama nengenai pelantikan Abu Bakr ia datang dan mengatakan : “Sungguh, hanya darah yang akan dapat memadamkan sampah ini.” Kemudian ia memanggil-manggil Keluarga Abdu-Manaf, mengapa mesti Abu Bakr yang memerintah kamu... Mana kedua orang yang ditindas itu, mana orang yang dihina, Ali dan Abbas…. ?
Tak seorang pun akan sudi di bawah kezaliman
Yang terus-menerus disengajakan
Hanyalah yang dihina menjadi pasak kampung halaman.
Sumber-sumber yang mengutip cerita ini sependapat, bahwa Ali menolak ajakan Abu Sufyan itu, dan ia berkata kepadanya : Anda memang mau membuat fitnah dengan cara itu .Anda selalu mau membawa Islain ke dalam malapetaka. Dan katanya lagi : “Anda selalu memusuhi Islam dan pemeluknya, tetapi Anda tak akan berhasil. Saya berpendapat Abu Bakr memang pantas untuk itu.”
Mengenai sikap Abu Sufyan terhadap kaum Muslimin sesudah pelantikan Abu Bakr, sumber-sumber itu maih saling berbeda Ada yang berpendapat bahwa dia menjadi seorang Muslim yang baik, dan dia yang mengerahkan Muslimin di Syam untuk menghadapi Rumawi. Cerita ini diperkuat karena kedua anaknya, Yazid dan Mu’awiyah. yang memimpin pasukan di Syam itu. Setelah Yazid meninggal, pimpinan Syam oleh Umar bin Khattab diserahkan kepada Mu’awiyah. Yang lain berpendapat bahwa Abu Sufyan berbeda kulit dan isi, dan bahwa dia merupakan tempat perlindungan kaum munafik. Kalau dia melihat pihak Rumawi muncul ia berkata : Ya Bani al-asfar (sebutan untuk orang-orang Rumawi di Asia Kecil,. Konstantinopel dan sekitarnya, kemudian menjadi sebutan bagi semua ras kulit putih). Kalau mereka dipergoki kaum Muslimin ia membaca sajak Nu’man bin Imru’ul Qais bin Aus —salah seorang raja Hirah :
Banu al-asfar, raja-raja, para raja Rumawi
Tiada lagi mereka yang dapat dingat
Setelah Allah memberikan kemenangan kepada Muslimin dan Zuhair bin Awwam diajak bicara tentang Abu Sufyan ia berkata : Terkutuk orang itu. Yang datang hanya orang munafik? Bukankah kita lebih baik dari bangsa Banu al-asfir?
Jelas, sumber terakhir ini dibuat-buat kemudian oleh pendukung-pendukung Banu Abbas. Sangat tidak wajar Abu Sufyan akan lebih bersikap fanatik terhadap pihak Rumawi daripada terhadap golongannya sendiri sementara anak-anaknya memimpin pasukan berperang melawan Rumawi. Juga sumber yang dikatakan dari Hasan bahwa Abu Sufyan menemui Usman bin Affan sesudah ia menjadi Khalifah dengan mengatakan : “Sekarang sudah menjadi giliran Anda sesudah Banu Taim dan Banu Adi. Gulirkanlah bola itu dan jadikanlah Banu Umayyah tali busurnya. Dijawab oleh Usman dengan suara keras : “Pergilah kau dari sini!”
-------------------------------------------------------------------
Usman bin Affan - Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Kedelapan, Juni 2010, halaman 11-13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar