Selasa, 03 Desember 2013

MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN (4)

PERSAINGAN ANTARA BANU HASYIM DENGAN BANU UMAYYAH; SIKAP ORANG-ORANG ARAB TERHADAP KEKHALIFAHAN.
Persaingan antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah itu sudah berjalan lebih dari seratus tahun sebelum Nabi lahir. Jabatan-jabatan di Rumah Suci semua bertumpu di tangan Qusai bin Kilab. Pada paruh pertama abad kelima Masehi penduduk Mekah sudah mengakui kepemimpinannya atas mereka. Ada tiga anak laki-laki Qusai, yakni Abdud- Dar, Abdu-Manaf dan Abdul-Uzza. Sesudah Qusai berusia lanjut dan sudah tidak kuat memikul tugas itu, semua urusan yang menyangkut pimpinan Mekah dan jabatan-jabatan di Rumah Suci diserahkan kepada anak sulungnya. Abdud-Dar. Sementara Banu (keluarga besar) Abdu-Manaf di tengah-tengah masyarakatnya itu paling terpandang dan punya kedudukan paling penting. Anak-anak mereka ada!ah Abdu-Syams, Naufal, Hasyim dan Muttalib. Kekuatan ini telah menggoda kesepakatan mereka untuk merebut segala yang ada di tangan sepupu-sepupunya itu
Sekarang Quraisy terbagi menjadi dua persekutuan : Persekutuan al-Mutayyabun yang mendukung Banu Abdu-Manaf, dan Persekutuan al Ahlaf yang mendukung Banu Abdud-Dar. Kemudian mereka mengadakan kesepakatan bersama dalam soal logistic : Banu Abdu-Manaf mendapat bagian siqayah (persediaan air untuk para peziarah di Ka’bah) dan rifadah (persediaan makanan untuk para peziarah di Ka’bah), sedangkan bagian Banu Abdud-Dar adalah Hijabah (Juru Kunci), Liwa’ (Pemegang Panji / Komando) dan Nadwah (Pimpinan Rapat setiap tahun musim). Hasyim adalah saudara yang tertua dan dia yang memegang ursan siqayah dan rifadah. Sesudah ia berusia lanjut terbayang oleh kemenakannya, Umayyah bin Abdu-Syams, bahwa dia mampu menyainginya untuk memberi makan Quraisy di musim ziarah seperti yang dilakukan oleh Hisyam. Tetapi ternyata kemudian ia tidak mampu, dan karenanya ia dikutuk orang. Ia pergi ke Syam dan tinggal di sana selama 10 tahun. Al-Maqribi berkata : “Inilah permusuhan pertama antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah.
Permusuhan ini berlanjut terus turun-temurun. Orang arab sangat menghormati persuakaan. Jika seorang Arab sudah memberi suaka kepada seseorang, maka orang itu berada dibawah perlindungannya, aman dari segala serangan pihak lain. Dikalangan mereka adapt ini sangat dihormati. Sungguhpun begitu, Harb bin Umayyah pernah menganggu Abdul-Muttalib bin Hasyim — kakek Nabi — karena orang Yahudi berada di bawah suaka Abdul-Mutatalib. Harb bin Umayyah masih juga terus menganggunya sampai akhirnya Yahudi itu dibunuhnya dan hartanya diambil.
Persaingan antara Banu Umayyah dengan Banu Hasyim ini tetap berlanjut. Sesudah Nabi diutus, Banu Umayyah menjadi golongan yang paling keras memusuhinya. Persaingan mereka terhadap Banu Hasyim itu merupakan pendorong terbesar dalam hal ini.
Abu Sufyan bin Harb, Akhnas bin Syariq dan Abu al-Hakam bin Hisyam menginatai Rasulullah selama tiga malam. Mereka mendengar dari balik tabir Rasulullah sedang membaca Qur’an Akhnas pergi meninggalkan Abu Jahal di rumahnya dan menanyakan : “Abu al-Hakam, bagaimana pendapat Anda tentang yang kita dengar dari Muhammad?”
 “Yang saya dengar?!” jawab Abu Jahl. “Kami sudah saling memperebutkan kehormatan dengan Banu Abdu-Manaf. Mereka memberi makan, kami pun memberi makan, mereka menanggung. kami pun begitu, mereka memberi, kami juga memberi, sehingga kami dapat sejajar dan sama tangkas dalam perlombaan itu dan kami seperti dua ekor kuda pacuan.” Tetapi tiba-tiba kata mereka: “Di kalangan kami ada seorang nabi yang menerima wahyu dari langit. Kapan kita akan mengalami yang semacam itu? Tidak! Kami samasekali tidak akan beriman kepadanya dan tidak akan mempercayainya!”
-------------------------------------------------------------------
Usman bin Affan - Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Kedelapan, Juni 2010, halaman 9-11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar